Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; Tuhan, Mataku Sering Kabur Untuk Tak Sanggup Melihat, Mengalami Harta Terindah Itu....?!

Rabu, 31 Juli 2024


(Pekan XVII, St Ignasius dr Loyola)

Bacaan I Yeremia 15:10.16-21
Mazmur Tanggapan Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17.18
(Ref: Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan)
Injil Matius 13:44-46

"Karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu..."  Mat 13:44

(Et prae gaudio illius vadit, et vendit universa quae habet, et emit agrum illum)

"TUHAN, MATAKU SERING KABUR UNTUK TAK SANGGUP MELIHAT - MENGALAMI HARTA TERINDAH ITU...?!?!?!"


Inilah repotnya....
JIKA tak pernah sampai pada satu titik kepuasan; saat merasa diri belum 'tiba' juga pada apa yang dituju, pada apa yang diharapkan atau pada apa yang jadi incaran? Maka, di situ, lahirlah gejolak dan riak-riak hati yang amat mengganggu. Kita manusia ini adalah insan yang selalu mencari terus mencari. Demi mengisi 'keinginan dan rasa tak puas diri.'

Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Apapun Terjadi, Marilah Kita Tetap Hidup Basodara Dalam Kekitaan....

Di keseharian....?


ADA suara yang berbicara, 'Hampir semuanya sudah ada, serba beres, banyak yang dimiliki. Bro, mau kejar dan mau cari, atau mau timbun apa lagi'? Toh, sebenarnya tinggal dikembangkan apa yang dipunyai. Silahkan bertolaklah dari apa yang ada 'di dalam diri.' Demi kebaikan bersama dan pada umumnya.

Tidak kah....

KITA punya bakat, kesanggupan, modal, segala kekuatan diri? Bukan kah dalam artian tertentu kita miliki kewenangan, hak dan kuasa untuk bersikap dan bertindak demi hal-hal yang luhur dan mulia?

Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; DI TANGAN TUHAN Semuanya Berubah Menjadi Isyarat Keselamatan

Persoalannya?

JUSTRU pada ketidakmampuan melihat adanya 'harta terpendam dan mutiara berharga dalam diri sendiri.' Atau saja, bahwa tiadanya rasa puas itu. Seyogyanya kita merasa puas, bersukacita dan bersyukur atas apa yang kita punyai, pun termasuk karunia kehidupan sebagai harta nan indah.

Di atas semuanya.....

HARTA terpendam dan mutiara berharga itu adalah iman kita dalam Yesus. Itulah pusat kekuatan hidup kita. Karena iman itulah, kita berani masuk dalam pengorbanan, penyerahan diri dan kerelaan untuk melepaskan apa pun yang mengikat dan membelenggu diri.
Maka....

KAPAN dan di mana pun iman mesti dilihat pusat hidup, sumber sukacita dan harapan. Banyak jalan telah ditempuh demi iman itu. Sayangnya, sekiranya iman dilihat hanya sebagai sarana untuk muluskan kepentingan dan kepuasan diri.

Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Tuhan, Ku Tahu Ku Tak Selalu Bercahaya Bagai Mentari....!?

Atau sebaliknya

SEKIRANYA iman, sebagai harta terpendam dan mutiara berharga itu, sekian mudah 'ditinggalkan dan dikhianati' hanya karena lebih terpesona dan terpikat kepada kekayaan dan sukacita nan fana. Yang dirasa lebih menjamin di jalan kehidupan ini...

Itulah sisi kehidupan beriman yang lagi tergerus oleh kenikmatan dan kepuasan sesaat...


Verbo Dei Amorem Spiranti
St Ignasius dr Loyola, doakanlah kami.
Tuhan memberkati.
Amin



Pater Kons Beo, SVD


Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
  1. Pendiri SVD        :  1875
  2. Pendiri SSpS       :  1889
  3. Pendiri SSpS-Ap :  1896
  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN


Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (10/3/2024) menyelenggarakan pertemuan pastoral untuk membentuk kepanitian Prosesi Sakramen Maha Kudus (Juni 2024) dan Perayaan Pesta Intan (75 tahun) Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong pada bulan juni tahun 2025, bertempat di Pendopo Pastoran.

Pertemuan dihadiri oleh Pator Paroki, Dewan Inti Pastoral, utusan komunitas Biara Suster (KFSA/PSM/AHKYB/PSM), Ketua Wilayah (Woang/Redong/Perumnas), Utusan dari Kelompok Katergorial (Vanclar/KTM/Legio Maria/OMK). Jumlah mereka sebanyak 35 orang.






Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

Pohon Mangga ini tumbuh baik hingga saat ini di kebun salah satu keluarga di Paroki Lengkong Cepang. Benihnya disediakan oleh Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, tahun 2014. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023. 




Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:



Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar