(Pekan Biasa XIII, Beato Antonio Rosmini, St Junipero Serra, St Oliver Plunkett, St Theodorikus)
Bacaan I Amos 2:6-10.13-16
Mazmur Tanggapan Mzm 50:16bc-17.18-19.20-21.22-23
(Ref: Camkanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah)
Injil Matius 8:18-22
KETIADAAN DAN KETANPAAN YANG MEMBAHAGIAKAN
TAK punya liang seperti halnya serigala. Pun tak punya sarang layaknya seekor burung. Bahkan tak ada keinginan pula untuk menciptakan sarang dan menggali liang sebagai tempat berlindung. Yesus, Tuhan, sedikitpun tak punya tempat bagi DiriNya sendiri.
Tetapi juga bahwa.....
YESUS tak ingin mencari dan ciptakan rasa damai dan kenyamanan bagi DiriNya sendiri. Rasa damai, sebaliknya IA ciptakan dan temukan dalam perhatian dan perjumpaanNya dengan sesama manusia yang didera ketakberuntungan nasib. Tempat Tuhan berdiam adalah hati manusia yang damai, tersapa, bertahan penuh setia, yang bersukacita penuh kepolosan.
TERKADANG kita bisa keliru usahakan damai dan sukacita itu. Kita berusaha memburu dan ciptakan sejadinya bagi diri kita sendiri. Kita sekian berpeluh untuk dapatkan dan menimbun sekian banyak hal yang dianggap sebagai jaminan yang membahagiakan!
Kita benar-benar keliru.....
Sebaliknya....
BIARLAH kita tak miliki 'liang dan sarang rasa nyaman untuk diri sendiri' tetapi setidaknya HIDUP DAN KHARAKTER diri kitalah yang jadi 'liang dan sarang' rasa damai dan keteduhan hati bagi siapapun sesama. Sebab dari segala kekisruhan hidup itu terjadi ketika manusia ciptakan 'sarang dan liang kenyamanan bagi dirinya sendiri.' Dan semua yang lainnya perlahan-lahan ditatap dan terbingkai sebagai saingan dan musuh yang mengancam... Kita lalu jadi tegang dalam perelasian.....
Mari merenung lanjut...
"TAK mempunyai tempat untuk meletakkan kepala" itu mengungkapkan spiritualitas ketiadaan atau gelora ketanpaan. Bahwa kita diajak untuk berhadapan dengan sesama sungguh dalam rasa persahabatan manusiawi. Tanpa 'sarang dan liang kenyamanan' status, pengetahuan, kedudukan, posisi dan jabatan, atau pangkat, yang sering kali menjaraklebarkan kekariban dan kedekatan. Atau bahwa semua itu sering terlihat sebagai modal utama untuk menghakimi dan mengasingkan sesama. Iya, sesama yang tak sesuai standar 'sarang dan liang' patokan kita.
M a k a ......
Biarlah kita tak miliki liang dan tak usah pula ciptakan sarang, agar kita tahu bahwa rasa damai dan bahagia itu dapat kita alami saat kita menatap sungguh adanya sukacita yang terpancar dan dialami orang lain.
"Bro, kenapa sulit sekali melihat bahwa sesama mesti juga merasa damai dan bersukacita?"
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. Amin.
Bacaan I Amos 2:6-10.13-16
Mazmur Tanggapan Mzm 50:16bc-17.18-19.20-21.22-23
(Ref: Camkanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah)
Injil Matius 8:18-22
"...tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya" Mat 8:20
(Filius autem hominis non habet ubi caput reclinet)
KETIADAAN DAN KETANPAAN YANG MEMBAHAGIAKAN
TAK punya liang seperti halnya serigala. Pun tak punya sarang layaknya seekor burung. Bahkan tak ada keinginan pula untuk menciptakan sarang dan menggali liang sebagai tempat berlindung. Yesus, Tuhan, sedikitpun tak punya tempat bagi DiriNya sendiri.
Tetapi juga bahwa.....
YESUS tak ingin mencari dan ciptakan rasa damai dan kenyamanan bagi DiriNya sendiri. Rasa damai, sebaliknya IA ciptakan dan temukan dalam perhatian dan perjumpaanNya dengan sesama manusia yang didera ketakberuntungan nasib. Tempat Tuhan berdiam adalah hati manusia yang damai, tersapa, bertahan penuh setia, yang bersukacita penuh kepolosan.
TERKADANG kita bisa keliru usahakan damai dan sukacita itu. Kita berusaha memburu dan ciptakan sejadinya bagi diri kita sendiri. Kita sekian berpeluh untuk dapatkan dan menimbun sekian banyak hal yang dianggap sebagai jaminan yang membahagiakan!
Kita benar-benar keliru.....
Sebaliknya....
BIARLAH kita tak miliki 'liang dan sarang rasa nyaman untuk diri sendiri' tetapi setidaknya HIDUP DAN KHARAKTER diri kitalah yang jadi 'liang dan sarang' rasa damai dan keteduhan hati bagi siapapun sesama. Sebab dari segala kekisruhan hidup itu terjadi ketika manusia ciptakan 'sarang dan liang kenyamanan bagi dirinya sendiri.' Dan semua yang lainnya perlahan-lahan ditatap dan terbingkai sebagai saingan dan musuh yang mengancam... Kita lalu jadi tegang dalam perelasian.....
Mari merenung lanjut...
"TAK mempunyai tempat untuk meletakkan kepala" itu mengungkapkan spiritualitas ketiadaan atau gelora ketanpaan. Bahwa kita diajak untuk berhadapan dengan sesama sungguh dalam rasa persahabatan manusiawi. Tanpa 'sarang dan liang kenyamanan' status, pengetahuan, kedudukan, posisi dan jabatan, atau pangkat, yang sering kali menjaraklebarkan kekariban dan kedekatan. Atau bahwa semua itu sering terlihat sebagai modal utama untuk menghakimi dan mengasingkan sesama. Iya, sesama yang tak sesuai standar 'sarang dan liang' patokan kita.
M a k a ......
Biarlah kita tak miliki liang dan tak usah pula ciptakan sarang, agar kita tahu bahwa rasa damai dan bahagia itu dapat kita alami saat kita menatap sungguh adanya sukacita yang terpancar dan dialami orang lain.
"Bro, kenapa sulit sekali melihat bahwa sesama mesti juga merasa damai dan bersukacita?"
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. Amin.
Pater Kons Beo, SVD |
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar