(Pekan Biasa VII, Para Martir Korea, St David I dr Skotlandia, St Vinsensius dr Lèrins)
Bacaan I Yakobus 5:9-12
Mazmur Tanggapan Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12
*(Ref: _Pujilah, puji Allah yang maharahim)
Injil Markus 10:1-12
" Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan...." Yak 5:9
(Nolite ingemiscere fratres in alterutrum, ut non iudecemini)
MENELISIK DAN MENYUSURI KE DALAM DIRI SENDIRI
ADA yang salah, yang ganjil, yang aneh, yang jadi batu sandungan, yang merugikan dan mencemarkan nama baik, yang bikin malu saja, dan dianggap tidak tahu diri, yang bikin heboh dan jadi trending topik penuh suram dan kelam? Itulah kisi-kisi hidup yang jamak terjadi. Bisa terjadi pada diri sesama. Tetapi, bisa pula pada diri sendiri atau kita sendirilah yang jadi pemeran aktifnya.
🔅 Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Mari Hidup Apa Adanya Dan Dengan Apa Yang Ada Dalam Sikap Penuh Bijak
UNTUK semua itu, gampangnya kita mulai saling serang, saling menuduh, saling mencerca, saling mempersalahkan, saling menghukum sejadinya. Tindak - kata - sikap accusatif (menuduh) juga tak terhindarkan. Itulah yang sering dianggap sebagai kewajaran dalam hidup publik.
🔅Sebaiknya baca juga yang ini;Renungan Harian Katolik; HARAPAN UNTUK BERBUAH
JELAS, kita sesali, kita kecewa segala suram yang telah terjadi. Dari situ, maka lahirlah reaksi-reaksi sedemikian keras dan membias tak terbendung. Sekiranya kita teduh hati, sepertinya ada tiga kenyataan 'sederhana namun berat' yang sebenarnya tengah kita jalani:
🔅 Sebaiknya baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; KITA MEMANG SUNGGUH RENTAN. BAGAIMANAPUN......
SAYA bakal tak sibuk dengan alur kisah suram itu. Toh, semuanya tidak ada sangkut pautnya dengan diri dan jalan hidup saya. Untuk apalah 'mo repot-repot' dengan apa yang tengah atau telah terjadi; atau kita, itu tadi, mulai dengan segala cara menyerang sesama yang dianggap bersalah dan penuh kelam serta nistanya. Mungkin untuk nyatakan pada publik: 'Syukur, saya tidak seperti itu.....' Sebab, ketika kita ceritakan yang tak sedap tentang orang lain, sebenarnya kita lagi rindu untuk dipuji atau bahwa gemar sekali untuk disanjung sebagai 'bukan seperti dia yang sungguh cemar dan nista itu.'
Lalu?
GAWATNYA, jika 'sungut-sungut dan saling mempersalahkan' jadi tak terhindarkan! Keributan terjadi. Baku tuduh ini dan itu jadi sengit. Baku serang titik lemah dan kekurangan ini dan itu jadi laju lebih menghebohkan. Jadinya? Siapa mau dengar siapa? Masing-masing pihak mengklaim diri sendiri harus di pihak yang benar!
🔅 Sebaiknya baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; SIAPAPUN Tak Mungkin Lepas Dari Kisah-Kisah Terberat Dalam Hidup
Lalu?
ORANG bisa jadi 'insan penuh sungut-sungut ke sana ke mari.' Itu tadi, untuk siarkan bahwa 'sesama atau orang lainlah yang ada di jurang salah dan tebing nan cemar. Sementara saya dan kami inilah yang sekian terang cemerlang!
Mari tafsir sederhana suara Rasul Yakobus:
ADA yang salah dalam kebersamaan dan dalam diri sesama? Bisa saja itu terjadi karena kita jugalah yang jadi sebabnya. Iya, jadi akar sebab 'jauh dan dekatnya.' Ambil contoh sederhana saja: Sesama menjauh dan terus menjauh, ternyata bukan karena ia ingin asyik dengan gaya hidup dan irama dirinya sendiri, tetapi karena kitalah yang 'menggempur dan mengenyahkannya' dalam kata, sikap dan tindakan-tindakan kita.
ITULAH sebabnya, selalu ada spasi kosong dalam hati kita mesti menjadi satu kekuatan demi 'kehadiran orang lain.' Dan bukannya untuk terus mendepak dan menghajarnya.
DALAM AURA KASIH, kita semesti memenangkan sesama demi Yesus yang kita imani. Ini memang berat! Tapi bukan tak mungkin sekiranya kita jalani penuh tenang dalam pergolakan batin untuk melihat sesama 'yang tak indah' di mata kita, tetaplah elok di mata Tuhan.
TETAPI sekiranya kita sendirilah yang ada dalam ruang tahanan 'rasa sikap dan perilaku bersalah,' maka tak usahlah kita cari-cari sebab ini itu di luar diri. Sekiranya kita pun tak terjebak dalam kecenderungan untuk mempersalahkan orang lain atau ribut untuk saling menuduh. Tak usahlah!
KITA, ada pantasnya, susuri ke dalam diri kita sendiri seterang dan sejelasnya. Bisa jadi, ini semua karena 'aku terlalu kepala batu untuk dengarkan kata-kata orangtua, dan yang dituakan serta suara sesama.' Atau karena aku hanya berkiblat pada 'keinginan dan kehendak hati sendiri serta pada kepentingan sendiri?'
MAKA, mari kita ganti sungut-sungut dan saling mempersalahkan dengan corectio fraterna (koreksi persaudaraan) penuh tulus. Dan di atas segalanya, mari kita tak jemuh-jemuh berjuang untuk tetap saling mendoakan dan saling memberkati.tetap saling mendoakan dan saling memberkati. Tanpa syarat dan penuh ceriah di dalam hati.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar