Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; Ketika Tak Sanggup Untuk Tulus Mengampuni

Selasa, 05 Maret 2024
(Pekan III Prapaskah, Beato Lazer Shantoja, St Lusius I-Paus ke 22, St Yohanes Yosef dr Salib)
Bacaan I Daniel 3:24.34-43
Mazmur Tanggapan Mzm 25:4-5ab.6-7bc.8-9
(Ref: Ingatlah segala rahmat dan kasih setiaMu, ya Tuhan)
Injil Matius 18:21-35


"Sampai tujuh kali?"  Mat 18:21
(usque septies?)


KETIKA TAK SANGGUP UNTUK TULUS MENGAMPUNI....


INI memang bukan hal gampangan. Banyak kali kuraskan energi untuk berpikir serius. Tetapi juga, bahkan lebih dari itu, ini berkenaan dengan tekanan rasa hati yang mendera. Sesama sungguh-sungguh bersalah terhadap kita.

Ayo baca juga yang ini; Renungan Katolik Khusus Di Hari Minggu; Yesus, Bisnis, dan Cambuk Itu

KITA dihina, disudutkan, nama kita digoreng serta diayun-ayun ke sana ke mari. Karena diri kita 'yang tak hebat dan penuh kurangnya' sesama sepertinya punya sekian banyak kesempatan untuk jadi anggota aktif dari komisi penyiaran. Iya, seperti bagian dari tim kampanye hitam.

Ayo baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Tak Kembali Sebagai Hero (Pahlawan), Tapi Sungguh Zero (Hampa). Namun Tuhan Tetap Merangkul Dalam Kasih

Segala perlakuan yang tak cantik dari sesama sepertinya harus kita terima dan memang tampak 'seperti itu sudah.' Kita akhirnya sepertinya jadi 'orang yang serba salah dan pantas ditekan serta dipojokkan.' Lalu?

MESTIKAH kita diam penuh pasrah dalam kepahitan rasa? Atau kah kita sepantasnya rancangkan strategi demi satu dua tindak tindak balas dendam? Dan, bukankah seperti itu umumnya yang terjadi dalam dunia yang penuh persaingan tanpa kendali kemudi Kasih? Siapa kah yang sanggup bertahan seterusnya sebagai 'sasaran, obyek atau korban?' Bagaimana pun: Mari merenung penuh teduh!


GAGAL dalam 'pemahaman menuju pengampunan' aura amarah dan dendam semakin membukit. Energi hitam pun semakin pekat menebal. Kita, kini, hanya bersiaga satu untuk nyatakan aksi balas dendam. Akibatnya? Kita jadi tak ceriah, virus kontra produktif perlahan menekan. Kita bisa alami 'suasana mati rasa tanpa alam yang sungguh menjepit.' Sebab itu, teduhkan hati dalam tapak pembebasan dalam pengampunan! Iya, dalam aksi mengampuni..

Sebaiknya baca yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; Semoga Mataku Menatap Ke Langit Dan Tanganku Terulur Pada Sesama

MEMANG mudah untuk ucapkan nasihat saleh pada orang lain untuk mengampuni sebagai satu kemuliaan nilai Injili. Namun, tak mudalah sekiranya, kita sendirilah yang harus berani mengampuni sesama atas segala kata, sikap dan perlakuan tak sedapnya justru terhadap kita.

"JANGANLAH sebatas tujuh kali melainkan hingga tujuh puluh kali tujuh kali." Itulah tantangan penuh makna dari Yesus untuk Petrus. Untuk semua kita yang dikasihiNya. Pengampunan tanpa syarat dan tanpa batas. Ini bukan soal jumlah, namun lebih bertautan dengan kualitas terdalam dari ketulusan dan kebesaran hati untuk sungguh mengampuni!


DI ATAS segalanya, Tuhan sungguh ingatkan setiap kita untuk hidup sebagai murid yang dikasihiNya; sebagai anakNya yang diampuni penuh belaskasih. Hanya dengan kesadaran terdalam sebagai anak yang diampuni, tangan dan mulut kita bisa terblokir dalam kasih untuk 'tidak mencekik dan menistakan penuh sengit' sesama-sesama, yang sungguh bersalah terhadap kita.

MAKA, bebaskan sesama dalam doa penuh pengampunan; iya, ucapkan kata-kata berdaya kasih penuh pengampunan. Demi 'bebaskan diri sendiri dari penjara pengap penuh dendam membara.'

Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin

Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
  1. Pendiri SVD        : 1875
  2. Pendiri SSpS       :  1889
  3. Pendiri SSpS-Ap :  1896
  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN







Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;


Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Mangga bantuan dari Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, ternyata tumbuh baik dan sudah menghasilkan uang untuk penerima bantuan bibit mangga tersebut tahun 2014 di Lengkong Cepang, Lembor Selatan.Didokumentasikan oleh
Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 





Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:



Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar