(Pekan Biasa V, Beata Eugenia de Smet, St Giles Maria, St Koleta, St Richard the King)
Bacaan I 1Raja-Raja 10:1-9
Mazmur Tanggapan Mzm 37:5-6.30-31.39-40
(Ref: Mulut orang benar menuturkan hikmat)
Injil Markus 7:14-23
"Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar" Mrk 7:16
(Si quis habet aures audiendi, audiat)
SUKA MENDENGAR, TELITI MENDENGAR DAN BIJAK MENDENGAR
MUNGKINKAH ada 'pastoral telinga?' Saat ada kesediaan untuk mendengarkan suara-suara keluh penuh harapan? Saat rasa sesak di dada lagi mendera sesama? Saat ilham lagi dicari untuk satu dua jalan keluar dari kepenatan hati dan kekusutan pikiran?
TETAPI ada juga kah 'kesediaan telinga' untuk terarah pada kisah-kisah penuh sukacita dari sesama? Saat ada narasi sukses dan pencapaian luar biasa yang dikisahkan? Ketika ada sharing yang mendebarkan dan sungguh berdaya pikat?
KITA punya 'telinga untuk mendengar.' Itu tanda bahwa tetap ada rasa hormat dan terutama Kasih terhadap yang bertutur dan bicara. Tetapi terutama, 'telinga yang mendengarkan' akan dapatkan daya kehidupan bagi diri kita sendiri dari inspirasi-inspirasi kehidupan dari sesama-sesama kita.
TETAPI, kata si bijak pula, "sekian semangat untuk selalu cari tahu di segalanya, akan memperbudak 'telinga untuk mendengar.' Dan situlah suara-suara semakin terdengar beringas bergetaran. Orang menjadi mudah terpengaruh, gampang terhasut oleh suara-suara liar yang menjebak dan memprovokasi.
BAGAIMANA PUN di bumi yang berputar ini segala kisah bercerita dapat terdengar dan tertangkap. Itulah kisah-kisah penuh ceriah, pun kisah-kisah penuh suasana kepekatan kabutnya. "Segala yang masuk di telinga sedikitpun tak mencerahkan dan pun tak membutakanmu pula. Yang ada kini hanyalah kualitas tanggapan dan reaksimu saja."
TUHAN ingatkan kita akan kebijaksanaan untuk mendengarkan dan menanggapi. "Apapun yang masuk dalam diri kita, iya termasuk kata-kata yang didengarkan itu, mesti terbaca dalam tanggapan." Apakah arti rangkaian ucapan kata-kata indah dan bermakna yang terdengar , sekiranya tak ditanggapi dan dibiarkan berlalu begitu saja?
SESUNGGUHNYA yang terdengar itu menanti sebatas persetujuan atau kesepakatan. Dalam bingkai positif atau kah sebaliknya negatif? Di situlah suka dan mau mendengarnya kita ditakar dalam: atau mendengar teliti dan mendengar bijak atau kah sebaliknya tidak?
Marilah kita saling mendengarkan demi membangun suasana kasih persaudaraan. Saling memberi pengharapan dan kekuatan serta pengampunan.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
Ayo baca juga yang ini;
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong |
0 Komentar