(Pekan Biasa I, St Agathus-Paus ke 79, Beato Gregorius X-Paus ke 184, St Marsianus dr Konstantinopel, St Petrus Orseolo, St William de Bourges)
Bacaan I 1Samuel 3:1-10.19-20
Mazmur Tanggapan Mzm 40:2.5.7-8a.8b.10
(Ref: Ya Tuhan, aku datang untuk melakukan kehendakMu)
Injil Markus 1:29-39
"Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu" 1Sam 3:8
(Intellexit ergo Heli quia Dominus vocaret puerum)
ANTARA ORANGTUA DAN ANAK TERBENTANGLAH JEMBATAN IMAN
Ayo baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; KITA Jalani Hidup Dalam Ziarah Penuh Goncangan Dan Tanpa Kepastian
ORANGTUA punya satu pertanyaan penuh makna mengenai nasib anaknya kelak. Jelas ini adalah satu pertanyaan yang wajar. Tidak kah para orangtua punya harapan terdalam: kelak anaknya 'bisa jadi manusia?'
TAK sekedar larut dalam pertanyaan kosong, demi nasib anak, para orangtua berjuang agar terbukalah 'jalan-jalan indah mencapai cita-cita' sang anak. Di situ tampaklah ungkapan rasa tanggungjawab sebagai orangtua.
Ayo baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bersatu Dalam Kasih Yesus, Tuhan, Dan BersamaNya Memaklumkan Kasih Itu...
ORANGTUA tentu tahu memberikan yang terbaik bagi anak. Dimeteraikan semuanya dalam pengorbanan dan kebertahanan untuk sanggup lewati saat-saat sulit dalam hidup. Iya, semuanya demi anak yang dikasihi.
BAGAIMANAPUN 'jalan hidup dan nasib sang anak tak hanya terjadi karena segala kekuatan manusiawi yang dipunyai oleh orangtua. Di antara 'orangtua dan anak' tentu tak boleh hanya terdapat 'jembatan modal nan fana.' Antara anak dan orangtua sepantasnya terbangun jembatan iman. Dan itu terungkap dalam doa penuh harapan. Terungkap dalam kepasrahan pada Tuhan. Tetes-tetes keringat orangtua mesti disempurnakan di dalam iman penuh kepasrahan.
BELAJARLAH dari kisah Eli yang akhirnya mengerti bahwa Tuhanlah yang memanggil anaknya itu. Dan satu pendidikan iman ditunjukkan Eli buat anaknya, Samuel. ''Jika sekiranya suara itu kembali memanggilmu, katakanlah: 'Bersabdalah, ya Tuhan, hambaMu mendengarkan" (1Sam 3:9). Bagi Eli, suara Tuhan mesti menjadi segalanya bagi nasib hidup Samuel, anaknya.
TERPUJILAH para orangtua yang menunjukkan kesaksian hidup beriman bagi anak-anaknya. Terpujilah para orangtua yang dengan sabar mendidik dan menunjukkan kepada anak-anaknya jalan-jalan untuk 'mengalami dan mendengarkan Tuhan.'
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin
ORANGTUA punya satu pertanyaan penuh makna mengenai nasib anaknya kelak. Jelas ini adalah satu pertanyaan yang wajar. Tidak kah para orangtua punya harapan terdalam: kelak anaknya 'bisa jadi manusia?'
TAK sekedar larut dalam pertanyaan kosong, demi nasib anak, para orangtua berjuang agar terbukalah 'jalan-jalan indah mencapai cita-cita' sang anak. Di situ tampaklah ungkapan rasa tanggungjawab sebagai orangtua.
Ayo baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bersatu Dalam Kasih Yesus, Tuhan, Dan BersamaNya Memaklumkan Kasih Itu...
ORANGTUA tentu tahu memberikan yang terbaik bagi anak. Dimeteraikan semuanya dalam pengorbanan dan kebertahanan untuk sanggup lewati saat-saat sulit dalam hidup. Iya, semuanya demi anak yang dikasihi.
BAGAIMANAPUN 'jalan hidup dan nasib sang anak tak hanya terjadi karena segala kekuatan manusiawi yang dipunyai oleh orangtua. Di antara 'orangtua dan anak' tentu tak boleh hanya terdapat 'jembatan modal nan fana.' Antara anak dan orangtua sepantasnya terbangun jembatan iman. Dan itu terungkap dalam doa penuh harapan. Terungkap dalam kepasrahan pada Tuhan. Tetes-tetes keringat orangtua mesti disempurnakan di dalam iman penuh kepasrahan.
BELAJARLAH dari kisah Eli yang akhirnya mengerti bahwa Tuhanlah yang memanggil anaknya itu. Dan satu pendidikan iman ditunjukkan Eli buat anaknya, Samuel. ''Jika sekiranya suara itu kembali memanggilmu, katakanlah: 'Bersabdalah, ya Tuhan, hambaMu mendengarkan" (1Sam 3:9). Bagi Eli, suara Tuhan mesti menjadi segalanya bagi nasib hidup Samuel, anaknya.
TERPUJILAH para orangtua yang menunjukkan kesaksian hidup beriman bagi anak-anaknya. Terpujilah para orangtua yang dengan sabar mendidik dan menunjukkan kepada anak-anaknya jalan-jalan untuk 'mengalami dan mendengarkan Tuhan.'
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin
Mari kita renungkan kata-kata St Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
-Pendiri SVD : 1875
-Pendiri SSpS : 1889
-Pendiri SSpS-Ap: 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong |
0 Komentar