Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; Demi Si Lumpuh, Tuhan Mesti Bertindak Sesuatu

Jumat, 12 Januari 2024(Pekan Biasa I - St Margareta Bourgeoys, St Titiana)

Bacaan I 1Sam 8:4-7.10-22a

Mazmur 89:16-19

Injil Markus 2:1-12


"Sesudah atap terbuka..."  Mrk 2:4
(Et patefacientes submiserunt grabatum)


"KEBAIKAN DAN BELASKASIH BERMULA KETIKA ATAP KEPALA DAN DINDING HATI LAMA DIBONGKAR"




SIAPA bilang kita manusia itu selalu 'sepih sendiri?' Bahwa kita hidup tanpa apa dan siapapun. Katakan itu sebagai 'sebagai sahabat setia pendamping.'



Ayo baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik;  ISRAEL Paksa Hadirkan Tuhan Dalam Peperangan Itu


WALAU kita sendiri tanpa siapa, tetap saja ada sesuatu yang jadi 'pendamping setia.' Itulah arus dan isi pikiran kita. Dia bisa terbentuk dalam rencana, kehendak, harapan, hasrat hati, cita-cita. Juga dalam khayalan liar yang mengembara. Hilir mudik. Tanpa kepastian tujuan.



TETAPI, yang terpenting bagi kita adalah bobot dari isi pikiran itu. Tentu ia berbarengan dengan aspek kehendak yang lahir dari suasana hati. Isi pikiran yang suram buram pasti lahir dari kehendak hati tak nyaman. Sebaliknya, isi pikiran yang berbobot, tentu terungkap dari aura kehendak hati yang sehat dan unggul.




TERHADAP seseorang kita punya bobot pikiran tertentu. Ada suasana hati yang (telah) tercipta. Bahkan hingga sampai pada penilaian kita terhadapnya. Hidup ini memang mesti miliki bobot yang ditakarkan. Dan di situ kita jadi tahu bahwa setiap orang punya titik kekuatan dan juga titik ketaksanggupannya.



TETAPI di atas segalanya ada patokan dasar, yakni harkat dan martabat manusia. Hal itulah yang jadi kunci kita memandang sesama manusia. Agar siapapun dapat hidup, berkembang dan berbuah. Demi satu jalan dan suasana hidup yang berubah dan berarti.



Ayo baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; KITA Jalani Hidup Dalam Ziarah Penuh Goncangan Dan Tanpa Kepastian


APA yang digugat Yesus sungguh jelas dan menantang! Demi si lumpuh, Tuhan mesti bertindak sesuatu. Untuk membebaskannya lahir batin. Mengampuni si lumpuh dan lalu menyembuhkannya adalah satu tindakan keselamatan untuk membebaskan.



SI LUMPUH dapat tersembuhkan ketika semuanya berawal dari 'atap yang terbuka.' Iya, sesudah atap rumah itu dibongkar. Dan ia diturunkan tepat di depan Yesus. Bagaimanapun, ada hal lain yang mesti dibongkar di kepala sekelompok Ahli Taurat: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?" (Mrk 2:8).


Ayo baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bersatu Dalam Kasih Yesus, Tuhan, Dan BersamaNya Memaklumkan Kasih Itu...


MAKA 'bongkarlah atap kepala' kita jika sekiranya kita masih tetap berpikir yang itu-itu saja. Yang masih menyebabkan kemacetan relasi dan kelumpuhan suasana. Sebab kita sudah jadi amat pelit tebarkan senyum dan tawa penuh ketulusan. Yang tetap terpenjara dalam isi pikiran yang 'mengikat dan merantai diri sendiri terhadap sesama. Padahal, kita dipanggil untuk mencintai. Sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri.



WAH, sekiranya kita rendah hati dan tulus membiarkan 'atap kepala dan dinding hati' kita dibongkar.' Demi melihat sesama dengan 'cara pandang dan menilai yang mesti tercerahkan, segar dan diperbaharui.'  Tuhan memeluk semua kita sebagai putra-putriNYA dalam Kasih tak terbatas.




Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin

Mari kita renungkan kata-kata St Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
-Pendiri SVD        : 1875
-Pendiri SSpS       :  1889
-Pendiri SSpS-Ap:  1896

  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN


Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat


Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
https://www.indonesiana.id/profil/27530/Richard-Roden 


Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Mangga bantuan dari Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, ternyata tumbuh baik dan sudah menghasilkan uang untuk penerima bantuan bibit mangga tersebut tahun 2014 di Lengkong Cepang, Lembor Selatan.Didokumentasikan oleh Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 




Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:




Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar