(Pekan Biasa XXXIII, St Edmundus)
Bacaan I 1Makabe 1:10-15.41-43.54-57.62-64)
Mazmur Tanggapan Mzm 119:53.61.134.150.155.158
(Reff: Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintahMu)
Injil Lukas 18:35-45
"Apa itu?"
Lukas 18:36
(Quid hoc esset)
BERAWAL BUTA DI PINGGIR JALAN MENUJU JALAN UTAMA IKUTI TUHAN
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; YANG Dikejar Manusia Adalah Keadaan Hidup Aman.
TETAP miliki kemampuan mendengar yang tajam. Itulah yang tertangkap dari si buta kota Yerikho. 'Yesus, orang Nazaret sedang lewat' (Luk 18:37), tak hendak dibiarkan lewat begitu saja. Yesus mesti 'dihentikan.' Demi menaruh perhatian pada keadaannya.
"YESUS, Anak Daud, kasihanilah aku" (Luk 18:38). Ungkapan hati penuh harap dan penuh iman mesti terungkapkan! Hadangan orang banyak agar 'ia diam' justru lebih tebalkan keyakinannya untuk "semakin kuat berseru."
Baca juga yang ini, menarik; Pojok Kitab Suci Mingguan; Bahaya Kredit Macet Satu Talenta
DI UJUNG kisah, alam kegelapan mesti tersingkir dari kehidupan si pengemis pinggir jalan Yerikho. "Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan engkau" (Luk 18:42). Kata-kata Tuhan memeterai penyerahan diri penuh tulus si buta itu. Ikuti Tuhan sambil memuliakan Allah jadi tak terhindarkan.
BUKANNYA kita hilang kesanggupan 'mata fisik' untuk melihat. Bukan! Malah mata kita terlalu berkesanggupan untuk melihat segalanya. Kita kelebihan hingga 'bermata keranjang' yang dialasi kesukaan untuk ini dan untuk itu. Artinya?
KITA, bisa jadi, dikampling untuk hanya melihat apa yang kita mau, yang kita suka, yang kita ingini, untuk kita lihat. Kita hanya mau melihat apa yang menjadi kesenangan dan kepentingan sendiri. Mata egosentrik memang jadi satu ancaman dan halangan berat.
KITA tak sanggup melihat seperti yang Tuhan lihat. Kita belum sanggup melihat, masih rabun bahkan buta, akan satu situasi pilu menyayat. Kita masih tersilau akan segala sisi kesenangan hidup yang penuh kementerengan. Jadinya? Kita belum melek, 'masih buta' akan sisi-sisi dunia yang terluka.
KITA memang mesti berseru pada Tuhan 'semoga aku melihat' (Luk 18:41). Agar kita melihat kenyataan dunia sungguh sebagai kenyataan, melihat sesama sungguh sebagai sesama, melihat alam lingkungan sungguh sebagai rumah diam segala makhluk.
Baca juga yang ini,menarik; Sudut Pandang Pemberdayaan : Bantuan Satu Ekor Babi Jadi Sangat Berarti Jika Diarahkan Untuk Tujuan Ekonomi
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; CITRA PERSAUDARAAN dan Rasa Kekeluargaan Semesta Mesti Kita Bangun Dan Perjuangkan!
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;https://www.indonesiana.id/profil/27530/Richard-Roden
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar