Header Ads Widget

Satu Permenungan Iman Katolik Di Akhir Pekan; Bukan Kah Diri Dan Hidup Kita Selalu Penuh Kejutan?

Bukan kah Diri dan Hidup kita selalu Penuh Kejutan?
-sekedar satu perenungan-


“Sementara kita berduka karena selaksa kehilangan yang mendera, kita mewujudkan karena sejuta hal baru yang kita temukan dalam diri dan hidup kita”
(si Bijak)



P.Kons Beo, SVD

Dunia: Lakon kehidupan


Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Masih Di Sini Menunggumu Pulang


“Kuasai diri!” Itu nasihat klasik yang sering terdengar. Itu bermuara pada harapan agar 'pikiran, perasaan, dan terutama tingkah laku yang tak begitu meledak-ledak bak meteor. Tak ada yang salah dan aneh-aneh. Yang hanya mau bikin cari masalah yang menggegerkan. Tetapi apakah kita sungguh 'kuasai diri kita?'


Dunia ini indah untuk diziarahi. Dunia ini membentangkan harapan agar setiap kita dapat bertumbuh dan berkembang. Sejadinya dan seindahnya. Dan itulah yang dialami oleh setiap kita, manusia. Dunia ini memanglah arena yang luas bagi setiap kita. Demi lakonkan peran-peran kehidupan. Tak hanya itu. Tetapi juga untuk tunjukan 'siapakah diri kita,' yang sekiranya tak kaku, baku serta beku.


Penjara minimalis


Siapapun yang tak ingin dirinya menutup rapat atau bahkan mati hanya demi jawabi atau penuhi tuntutan atau standar minimalis. Di alam minimalis itu, hidup itu sungguh terpola pada 'yang itu-itu saja.' Yang terkampling mutlak pada dinamika dan irama yang terpagar sulit jebol. Dan jadinya membosankan!


Dalam kerangka sosial-normatif, yang berlandaskan kepentingan dan kebaikan bersama, setiap kita dipanggil untuk memberikan penghargaan kepada masyarakat. Di dalamnya 'kuasai diri' harus menyata. 'Segala yang berpotensi suram dan penuh eror' harus dikawal dan sekitarnya.

Diriku yang tak kukuasai


Sayangnya, 'kuasai diri' banyak kali bukanlah dinamika absolut demi jatidiri yang bermarwah. Sebab? 'Salah merasa, salah berpikir, salah bicara, salah tafsir dan salah kelakuan' sudah jadi bagian dari diri di jalan hidup ini.

Terdapat banyak keinginan suram dan seram dalam diri walaupun tentu ada banyak pula keinginan atau keinginan yang positif. Cita-cita positif dan harapan indah sering dikaburkan oleh kelemahan yang disengaja. Setidaknya itulah yang dapat ditangkap dari St Thomas Aquino. Dan terjadilah banyak hal yang tak terduga dan mengejutkan.

Lihatlah, ada berbagai kasak-kusuk dalam pikiran yang sepertinya 'menggugat' apa yang sudah dianggap pasti. Apa yang semula sebatas dibayangkan atau diandikan kini bahkan sudah diyakini pasti! Disitulah hal itu dapat mempengaruhi dunia rasa atau emosi. Yang semula terlihat kalem dan sejuk ala altar dan tabernakel , tiba-tiba saja bisa meledak seketika ala pasar.

Harapan selalu bersemi


Dalam koridor positif, renungkanlah benih-benih positif yang bertumbuh. Katakan itu berkenaan dengan hobi, bakat, minat dan begitu banyak kemampuan. Yang 'dulu dikira jauh dan gelap dari bakat dan perasaan musik' ternyata 'di tengah jalan' muncullah pertunjukan musik yang membawa decak kagum dan bahkan keheranan.

Sungguhlah, “Dalam waktu yang berubah, manusia juga berubah di dalamnya.” Dalam waktu yang mengalir dalam perubahan, dalam peristiwa dan pengalaman serta dalam kondisi dan situasi tertentu, kita seperti 'dipaksa untuk beradaptasi dengan kenyamanannya.'

Sekecil apapun tetap ada kapanpun..


Bukankah mengubah nama, mengubah pekerjaan, tugas dan tanggung jawab, atau jabatan, terasa semakin dekat atau bahkan kehilangan orang-orang spesial yang mencintai dan dikasihi membawa kita hingga nuansa perasaan dan menutup diri yang baru? Tak berguna meratakan sejadinya bahwa “ Kau bukan dirimu lagi….. Walau kau berada di dekat sisiku, namun terasa jauh.”

Pengkhotbah mengingatkan semuanya dalam kalimat padat makna: “Untuk segala sesuatu yang ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya” (Pengkhotbah 3:1) . Tentu saja tidak hanya 'ada waktunya' tetapi semuanya terungkap nyata dalam perubahan demi perubahan dan teramat sering penuh kejutan pula.

Patah tumbuh hilang berganti

Jika Anda bijak mengingatkan, “Di tengah perubahan, ketika kepastian yang sebelumnya ada kini hilang, diri kita yang baru muncul mulai, bertumbuh dan berkembang.” Iya, selama aku bernafas, aku masih tetap berharap karena umurku mengarah pada Harapan di dalam Tuhan. Yang menjadi awal, Penyelenggara kehidupan dan akhir serta tujuan dari kehidupan ini.

Akhirnya….


Manakala surya terbenam, maka segeralah malam menjelang. Bagaimana pun penuh rindu kita arahkan pandangan ke timur. Kita mesti songong mentari baru yang membawa senyum berbekal segumpal harapan pasti. Dan kejutannya akan menakjubkan, namun ia selalu penuh pesona.

Benang-benang kehidupan yang tertenun di dalam diri dan kisah-kisah kehidupan setiap kita memang sungguh penuh kejutan. Tak pernah kita bayangkan. Di atas semuanya HANYA TUHAN YANG TAHU PASTI. Dialah kepastian selamanya. Awal dan akhir – alfa dan omega.

Verbo Dei Amorem Spiranti



Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;https://www.indonesiana.id/profil/27530/Richard-Roden 

Pater Kons Beo, SVD

Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
  1. Pendiri SVD        :  1875
  2. Pendiri SSpS       :  1889
  3. Pendiri SSpS-Ap :  1896
  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN

Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (10/3/2024) menyelenggarakan pertemuan pastoral untuk membentuk kepanitian Prosesi Sakramen Maha Kudus (Juni 2024) dan Perayaan Pesta Intan (75 tahun) Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong pada bulan juni tahun 2025, bertempat di Pendopo Pastoran.

Pertemuan dihadiri oleh Pator Paroki, Dewan Inti Pastoral, utusan komunitas Biara Suster (KFSA/PSM/AHKYB/PSM), Ketua Wilayah (Woang/Redong/Perumnas), Utusan dari Kelompok Katergorial (Vanclar/KTM/Legio Maria/OMK). Jumlah mereka sebanyak 35 orang.






Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Pohon Mangga ini tumbuh baik hingga saat ini di kebun salah satu keluarga di Paroki Lengkong Cepang. Benihnya disediakan oleh Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, tahun 2014. 
Didokumentasikan oleh
Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 





Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:



Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar