Header Ads Widget

Renungan Khusus Iman Katolik; Ketika “Iya” Padahalnya “Tidak”

Ketika “Iya” padahalnya “Tidak”
kotak-katik Matius 21:28-32

Pater Kons Beo, SVD


Baca juga yang ini, Inspiratif; Aksi Diakonia Bantu Penderita Polio di Bulan Rosario


Nada penjelasannya tampak jelas dan pasti. “Baik, Bapa..”Tetapi si sulung itu tidak pergi. Itu berkaitan dengan tanggapan atas permintaan sang ayah, “ Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.” 'Iya' di depan ayah adalah tanggapan sebatas 'akal sehat' untuk seolah-olah paham apa yang diminta oleh ayah.


Mungkinkah sulung itu kemudian memiliki banyak halangan yang membuatnya tidak perlu pergi ke kebun anggur? Tetapi jawaban yang sekian cepat “Baik, Bapa” itu sudah memenangkan dia di hadapan sang ayah! Sayangnya, kemenangan itu hanya sesaat.


Jawaban tegas si sulung ternyata hanyalah ekspresi politik lip service yang mengecoh. “Hanya dua kata” penuh prank. Sarat jebakan untuk senangkan menyanyikan ayat, “Siap, kerjakan.” Memang 'lidah sungguh tak bertulang. Tak terbatas kata-kata. Tinggi gunung seribu janji. Lain di bibir, lain di hati, lain pula sikapnya. '


Baca juga yang ini, Menarik; Pater Kons Beo, SVD;  Gema Lonceng Gereja yang Kian Menyepi…


Tapi, apakah si ayah itu marah-marah dan kutuki anaknya yang sulung yang telah 'mempermainkannya?'. Matius, Penulis Injil tidak mencatatnya.Yang jelas, sang ayah tak mudah putus asa. Ia masih punya kesabaran dan terlebih ia masih berharap. Masih tertinggal putra kedua, yang akan menyambutnya.


“Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.” Sayangnya, terdengar menyakitkan untuk sebuah tanggapan kontra: “Tidak mau!” Sebuah jawaban tegas yang bisa ditafsir beragam dan bermakna. Dasar anak durhaka. Tak hormat pada orang tua. Anak yang sedikitpun punya hati pada 'kebun anggur bersama – keluarga.' Sebuah jawaban lurus dan langsung yang pasti mengiris perasaan hati sang ayah.


Baca juga yang ini, menarik; Renungan Iman Katolik Di Awal Bulan Rosario; Bunda yang Kurindukan..



Namun, alur perumpaan Yesus tak berhenti di situ. Sikap sesal dan berkah batin lalu jadi awal untuk satu dinamika perubahan. “Tidak – Menyesal – lalu pergi juga” adalah etape batin yang dilalui si anak kedua. Demi 'memeluk kembali hati sang ayah.' Semula, kata-kata penjelasannya terdengar kasar dan 'jauh dari ayahnya.' Namun pada kenyataannya, 'hatinya sungguh mendekat pada ayah, pada keterlibatannya di kebun anggur bersama.



Dibandingkan keagungan nilai-nilai di dalam hidup, ucapan 'ya, baik, sungguh, siap laksanakan' adalah litania janji kehidupan di hadapan Tuhan dan sesama. Tetapi apakah semuanya diiyakan penuh dengan sungguh-sungguh? Inilah yang jadi bahan perenungan setiap kita.Terpujilah siapapun yang selalu tulus dan lurus. Yang tak banyak ulah dan penuh lika-likunya.


Baca juga yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik;  Asal Kamu Bisa Melakukan Sesuatu Yang Baik Untuk Sesama Dan Demi Kemanusiaan 


Tetapi, kita bisa saja termasuk golongan manusia gagal, kepala batu, suka melawan, penuh eror, dan penuh dengan segala ketidaksedapan di mata dan di telinga. Iya, kita termasuk di lintasan “pemungut-pemungut cukai dan para perempuan tak sedap nama” (lih. Mat 21:32). Namun, daya kasih Tuhan bisa menggetarkan! Jika anak kedua itu mampu 'membatalkan kata-katanya dan pergi juga ke kebun anggur.'


Di rana keseharian dan dalam kebersamaan kata-kata bisa terdengar sedap. Iya, semacam bernada hedonistik-verbalis. Maksudnya, 'omong tinggi semua, bicara mantap, omongan besar dan omongan enak, bicara mudah dan bakal beres semua, yakin dan pasti.'Sayangnya, 'yang biasa omong besar, serba enak dan tinggi-tinggi ini, pada kenyataannya tidak ada banyak buktinya. Lebih banyak hindar-hindar dan bahkan hilang.'



Di hari-hari ini, tidak kah di media sosial, di pembicaraan publik, atau di tampilan umum, sudah jamak terdengar kata-kata dan janji penuh pasti, “ Baik, bapak... Akan diperhatikan dan segera dilaksanakan!” Kenyataannya bisa berkata sebaliknya...


Tuhan yang kita imani adalah Bapa mahakasih dan penuh kesabaran! Ia tentu mengamati irama dan gerak hidup setiap kita. Dengan tangan terbuka Tuhan menanti kita untuk sebuah 'jalan iya dalam sikap untuk mengiyakanNya.'



Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan melayani


Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
https://www.indonesiana.id/profil/27530/Richard-Roden 


Pater Kons Beo, SVD





Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong.   Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar   Mangga bantuan dari Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss ternyata tumbuh baik dan sudah menghasilkan uang untuk penerima bantuan bibit mangga tahun 2014 di Lengko Cepang.   Didokumentasikan oleh Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023).

.
Mangga bantuan dari Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss ternyata tumbuh baik dan sudah menghasilkan uang untuk penerima bantuan bibit mangga tahun 2014 di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023)








Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyayang Disabilitas telah menjadi Anggota.   KSP CU Florette: Menyediakan Pinjaman Bunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan.   Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)
Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:> https://rentalmobilgatraruteng-labuanbajo.com/

Posting Komentar

0 Komentar