(Pekan Biasa XXVI, Para malaekat pelindung, St Ludgar, St Eleutherius, St Modestus dr Sardina, St Warren)
Bacaan I Keluaran 23:20-23a
Mazmur Tanggapan Mzm 91:1-2.3-4.5-6.10-11
Injil Matius 18:1-5.10
“Sebab malaekat-malaekat mereka di surga selalu memandang wajah BapaKu yang di surga” Mat 18:10
(Quia Angeli eorum in caelis semper vident faciem Patris mei, qui caelis est)
WAJAH DAN SINAR MATA MEREKA POLOS DAN LURUS
Baca juga yang ini, Inspiratif; Aksi Diakonia Bantu Penderita Polio di Bulan Rosario
TELAH lama dan telah jauh kita berziarah di bumi ini. Kita ingin 'mengalami Tuhan yang kita imani.' Kita pun ingin 'menjadi diri kita sendiri.' Apa adanya....
ADA banyak hal indah yang kita alami. Dan ada pula banyak kebaikan yang kita ungkapkan dalam hidup dan di dalam kebersamaan. Itulah sisi-sisi indah dari diri kita dan jalan kehidupan kita.
TETAPI, tidak kah dalam hidup, yang sering tak mudah ini, kita terpeleset dalam 'salah langkah dan salah arah?' Kita tidak menjadi 'seperti apa yang kita harapkan dan seharusnya.' Sebab kita 'membungkus diri kita sendiri dan jalan hidup kita dengan begitu banyak hal yang tidak seharusnya.'
NAMPAKNYA kita mesti kembali ke 'dunia anak-anak' yang polos, lurus dan apa adanya. Iya, kita memang harus menatap kembali dunia anak-anak yang bening, spontan dan tak banyak hal 'yang dibuat-buat.' Tanpa karoseri pun tanpa setting sana-sini. KINI, tangis dan tawa kita sudah dipelintir, didramatisir dan dipolitisir.
PERHATIKAN gaya dan isi cerita dalam dunia anak-anak. Semuanya apa adanya. Bila menangis, ya menangis. Senyum dan tawa pun terungkap meledak tanpa terputus! Tanpa polesan sana-sini. Di situ ada kejujuran mengungkapkan rasa.
Ada banyak kepentingan yang kita simpan rapat-rapat! Semuanya dalam jepitan kekuatiran dan serba was-was.
KITA sudah tak jadi bebas, merdeka serta 'telanjang.' Sebab terlalu banyak 'pakaian ini' yang telah menekan dan menyamarkan ungkapan hati dan seluruh diri kita yang seharusnya penuh kecerahan. Iya, senyum dan tawa hanya sekedar saja. Kita hanya sebatas basa-basi. Jauh dari gelora dan gejolak jiwa. Kehilangan sinar dan kehilangan binar
Baca juga yang ini, Menarik; Pater Kons Beo, SVD; Gema Lonceng Gereja yang Kian Menyepi…
MARI pandanglah 'anak-anak dan masukilah kita ke dalam dunia mereka.' Semuanya demi merebut kembali 'apa adanya kita' yang telah bersatu dalam kebersamaan ini. Untuk menyambung kembali rasa di antara kita yang 'timbul tenggelam' diterjang gelombang penuh curiga dan rasa hati penuh 'tidak baku enaknya.'
MARI pula 'pinjam dan pakai mata anak-anak' demi berceriah dan berbinar-binar untuk memandang satu sama lain. Untuk kemudian menatap pula wajah Kasih Bapa. Penuh harapan. Itulah 'mata teduh para malaekat yang menuntun setiap langkah hidup kita.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Para malaekat pelindung, doakanlah dan tuntunlah kami.
Tuhan melayani.
Amin
MARI pandanglah 'anak-anak dan masukilah kita ke dalam dunia mereka.' Semuanya demi merebut kembali 'apa adanya kita' yang telah bersatu dalam kebersamaan ini. Untuk menyambung kembali rasa di antara kita yang 'timbul tenggelam' diterjang gelombang penuh curiga dan rasa hati penuh 'tidak baku enaknya.'
MARI pula 'pinjam dan pakai mata anak-anak' demi berceriah dan berbinar-binar untuk memandang satu sama lain. Untuk kemudian menatap pula wajah Kasih Bapa. Penuh harapan. Itulah 'mata teduh para malaekat yang menuntun setiap langkah hidup kita.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Para malaekat pelindung, doakanlah dan tuntunlah kami.
Tuhan melayani.
Amin
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
https://www.indonesiana.id/profil/27530/Richard-Roden Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar