Bacaan I Yesaya 22:19-23
Mazmur Tanggapan
Mzm 138:1-2a.2bc-3.6.8bc
Bacaan II Roma 11:33-36
IMANKU TETAP TEGUH KEPADAMU.... |
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; SEORANG Pekerja Keras Akan Selalu Berjuang Demi Kehidupannya Yang Lebih Baik
KITA mengenal Yesus sejak dalam kandungan ibu. Saat ibu berdoa, alam keimanan itu telah tercipta, walau tentu alam itu masih di luar kesadaran kita.
Bagaimanapun, tidak kah dengan itu jalan keimananan kita dalam Yesus telah diawali?
Di ziarah hidup ini, tentang Yesus, dalam berbagai cara telah kita dengar! Ada sekian banyak orang yang berkisah tentang Yesus. Bersyukurlah bila kita memiliki pengetahuan sepantasnya tentang Yesus. Dan tentu ada sekian banyak orang yang menuntun kita untuk semakin mengenal Yesus.
Namun, pada titiknya, iman kristiani dan siapakah Yesus itu, tak boleh tertahan hanya pada apa kata dan penjelasan orang tentang iman dan Yesus. Iman dan keberserahan pada Yesus harus menjadi seruan dan pengalaman pribadi yang menyentuh seluruh jati diri kita.
Iman dalam Yesus itu sejatinya adalah tentang hidup, gerak dan identitas kita sebagai murid-muridNya, hari ini dan selalu serta dalam apapun situasi hidup yang kita alami.
Setiap kita dipanggil untuk bersukacita sebagai anak-anak Allah. Dalam pengenalan iman akan Yesus yang membawa harapan dan sukacita. Yang membawa kita pada Kasih Allah yang meneguhkan.
Tetapi, iman dan pengenalan akan Yesus, yakinkan kita untuk tetap bertahan dalam situasi hidup penuh tantangan. Kecerdasan dan ketangguhan iman itu nyata saat kita sanggup hadapi situasi-situasi berat. Saat kita mampu memikul salib-salib di ziarah hidup ini.
Bersyukurlah kita bahwa dalam hidup ini ada sekian banyak orang yang menuntun kita untuk mengetahui dan mengenal Yesus. Di antaranya ada yang miliki pengetahuan yang baik dan benar tentang Yesus. Ada yang memperkenalkan Yesus kepada kita melalui nilai-nilai injili dan terutama melalui kesaksian hidup mereka yang kokoh dan gemilang.
Tetapi, tidak kah acapkali bahwa "siapakah Yesus itu" kita alami dalam situasi hidup penuh kejutan? Bahwa Dia hadir dan berkuasa dalam kisah-kisah hidup kita yang nyaris tanpa harapan dan sungguh di luar batas kesanggupan diri kita?
DI saat-saat penuh 'uji nyali dan test mental' seperti sekarang ini, "Engkaulah Mesias, Putra Allah yang hidup" itu bukanlah pernyataan iman tanpa goncangan. Tentang Yesus, terdapat sekian banyak simpang siur pikiran, pernyataan, atau narasi ini dan itu.
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bagaimanapun, Bukankah Kita Masih Miliki Harapan Untuk Keterbukaan Iman Akan Tuhan?
Apakah iman kita akan Yesus segera pudar dan lenyap karena IA didakwah 'bukan Tuhan? Bukan Anak Allah?' Apakah iman kita dalam Yesus mesti segera sirna dan ditinggalkan karena betapa beratnya tantangan yang mesti dihadapi?
Mari kembali bertumpuh pada Sabda Yesus, bahwa jemaat yang didirikanNya di atas batu karang tidak akan lenyap terjangan dan hempasan alam maut manapun.
Tetapi, bukankah kokohnya Gereja (komunio kita sendiri) tidak tergantung pula dari kemendalaman iman kita dalam Yesus sendiri. Dalam cara yang paling sederhana, mari tetap suburkan doa pribadi dan bersama. Mari jadikan keluarga kita sendiri sebagai 'sekolah doa.' Mari sempatkan selalu diri kita dalam kerinduan untuk menjumpai Tuhan dalam Ekaristi. Dan mari inkarnasikan nilai-nilai Injili dalam keseharian kita yang sederhana..
Dengan cara-cara inilah kita sanggup menjawabi tantangan Tuhan, "Tetapi apa katamu, SIAPAKAH AKU INI"? (Mat 16:15).
Dan dunia dan sesama tetap menanti pernyataan iman kita akan Tuhan dalam harapan yang sungguh menghidupkan.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu
Tuhan memberkati.
Amin
Apakah iman kita akan Yesus segera pudar dan lenyap karena IA didakwah 'bukan Tuhan? Bukan Anak Allah?' Apakah iman kita dalam Yesus mesti segera sirna dan ditinggalkan karena betapa beratnya tantangan yang mesti dihadapi?
Mari kembali bertumpuh pada Sabda Yesus, bahwa jemaat yang didirikanNya di atas batu karang tidak akan lenyap terjangan dan hempasan alam maut manapun.
Tetapi, bukankah kokohnya Gereja (komunio kita sendiri) tidak tergantung pula dari kemendalaman iman kita dalam Yesus sendiri. Dalam cara yang paling sederhana, mari tetap suburkan doa pribadi dan bersama. Mari jadikan keluarga kita sendiri sebagai 'sekolah doa.' Mari sempatkan selalu diri kita dalam kerinduan untuk menjumpai Tuhan dalam Ekaristi. Dan mari inkarnasikan nilai-nilai Injili dalam keseharian kita yang sederhana..
Dengan cara-cara inilah kita sanggup menjawabi tantangan Tuhan, "Tetapi apa katamu, SIAPAKAH AKU INI"? (Mat 16:15).
Dan dunia dan sesama tetap menanti pernyataan iman kita akan Tuhan dalam harapan yang sungguh menghidupkan.
Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu
Tuhan memberkati.
Amin
Pater Kons Beo, SVD |
Mangga bantuan dari Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia |
dengan Missionprokur SVD Steinhauzen Swiss ternyata tumbuh baik dan sudah menghasilkan uang untuk penerima bantuan bibit mangga tahun 2014 di Lengko Cepang. Didokumentasi oleh Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023).
|
0 Komentar