Header Ads Widget

Tentang Morotai

Morotai

.........Ah Morotai, tunggu aku kembali
Menjejak biru lautmu dan putih pasirmu...........


Oleh: Swary Utami Dewi




Debur degup Morotai

Pasir bertahta di jantung pantai

Mengalun ombak mendebar angin laut

Di pelupuk senja gadis duduk tersungut




Ah angin, ke manakah engkau melangkah

Ah ombak, di manakah deburmu bermuara

Angin melambaikan kelapa, hingga menggoyang sang pelepah

Haru biru sang Nona, hingga tiada ia mampu berkata

Kala gadis menatap harap akan masa depan tanah tercinta




Dahulu Morotai begitu historik di masa Perang Dunia kedua

Jejak Sekutu dan sang Jenderal masih terlihat nyata

Army Dock, Pulau Zumzum, Museum Perang tetap ada di sana

Sejarah jelas mencatat semua

Tak ada yang mampu membantah kata




Teruo Nakamura, kelahiran Taiwan

Namun berikrar sebagai prajurit Jepang

Saat Cina masih tunduk di cengkeraman Negeri Matahari

Sang prajurit puluhan tahun bersembunyi saat Jepang kalah perang

Hutan dan gua tempat berlari

Tak sadar bahwa perang telah berakhir

Kukuh ia bertahan di hutan

Nakamura...

Selalu terngiang ia pesan sang komandan:

“Tetaplah bertahan, karena cepat atau lambat angkatan darat Jepang akan datang, sekalipun seratus tahun mendatang,” ikrar Kawashima

Maka, puluhan tahun ia setia menunggu Jepang datang membunyikan genderang kemenangan dari Sekutu

Tapi semua tinggal mimpi terpaku




Ah, mata Nona tak kunjung diam menatap cantik sang pantai terdekat

Sembari mengamat lekat catatan sejarah kebesaran Morotai di tempo lalu

Lantas lazuardi berkenan mengantar surya ke peraduan

Mendesah Nona tersadar akan waktu

Walau hati berat meninggalkan pantai yang kelabu




Siapa sanggup menahan decak saat kaki menjejak Morotai

Dodola... Apik nian pantaimu

Zumzum, jejak Mac Arthur di bumimu

Nakamura, ia setia puluhan tahun di hutan hingga lupa perang telah selesai


Namun...

Mengapa Sang Nusa Timur serasa jauh dari jangkauan?

Mengapa gegap pembangunan negeri serasa tanggung meraih dirimu yang cantik?

Akankah nama Morotai akan kembali bergema?

Cantik pantai nuansa pesona

Tidakkah mampu membuka mata melongok pulau terluar tercinta?

Ikan dan hasil laut selalu berlimpah

Hutan terpelihara masih menyajikan anugerah

Tidakkah mampu menggerakkan nurani negeri untuk memelukmu?


Nona .. ah Nona

Jeritmu akan nasib dan masa depan Morotai kini patut kucatat

Ia yang indah serasa jauh di sana

Ia yang perkasa serasa mati suri belum tertata


Ah Morotai, tunggu aku kembali

Menjejak biru lautmu dan putih pasirmu




12 Maret 2023



Posting Komentar

0 Komentar