Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK; Transfigurasi Tuhan

Hari ini, Injil memberi tahu kita tentang Transfigurasi Yesus di Gunung Tabor. Bahwa setelah pengakuan iman Petrus, Yesus mulai menunjukkan kepada mereka bahwa Anak Manusia harus dihukum mati. Dia juga mengumumkan kepada mereka kebangkitan-Nya pada hari ketiga. Kita perlu melihat Transfigurasi Yesus dari konteks ini. Pesan yang disampaikan Yesus yang berubah rupa kepada kita adalah kata-kata Bapa: “Inilah Putraku yang terkasih. Dengarkan Dia". Mendengarkan Dia berarti melakukan kehendak-Nya, merenungkan orang-Nya, meniru-Nya, mempraktikkan nasihat-Nya, bahkan berani memikul salib dan mengikuti-Nya.


Yesus memang Anak Allah, Mesias yang diutus oleh Bapa untuk menyelamatkan semua manusia. Juga dalam peristiwa Transfigurasi ini, Musa dan Elia nampak bersama, mereka terlihat nyata hidup. Maknanya bagi kita tentu bahwa karena Tuhan yang kita punyai adalah Tuhan yang hidup, dan kebangkitan itu ada! Ini penting karena pada zaman Yesus orang Farisi tidak percaya pada kebangkitan. Kita mesti percaya bahwa kebangkitan itu ada.

Tentu juga menarik adalah bagaimana melihat reaksi tiga murid yang ikut serta menyaksikan peristiwa ini. Bahwa peristiwa transfigurasi ini sepenuhnya melampaui pemahaman manusiawi para rasul – Petrus, Yakobus, dan Yohanes yang turut terlibat dalam peristiwa mulia ini. Mereka bertiga memiliki reaksi yang sepenuhnya duniawi, reaksi yang sangat manusiawi: "Mari kita dirikan tiga tenda".

Lalu, bagaimana dengan kita? Bagaimana kita menerima Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari? Pertanyaannya mungkin tampak agak sederhana, tetapi sebenarnya tidak, karena jika kita berdoa kepada Tuhan hanya untuk urusan dunia ini, kita seperti para rasul yang hanya ingin mendirikan tiga tenda. Ini adalah reaksi manusiawi dan duniawi. Sebaliknya, jika kita menerima Tuhan sebagai Anak Allah, sebagai Allah sendiri, dan menaruh iman kita kepada-Nya untuk hidup yang kekal, maka kasih karunia-Nya akan dapat masuk ke dalam diri kita dan mengubah perilaku kita sehari-hari dalam pandangan kekekalan.


Lebih dari itu, kepada kita hari ini, Tuhan juga berkata kepada: “Inilah Putra-Ku yang terkasih: dengarkan Dia! 


Tentu, langkah paling pentingnya adalah mari kita manfaatkan peristiwa transfigurasi ini untuk merenungkan kehidupan kita saat ini dan terutama akhirat nanti? Apakah kita benar-benar percaya pada kehidupan kekal bersama Tuhan dalam persekutuan semua orang kudus? Apakah kita benar-benar berada di jalan yang benar untuk menjalani kehidupan kekal bersama Tuhan? Yesus Kristus berbicara kepada kita hari ini dalam peristiwa nan mulia ini dan dalam doa-doa kita; dan kita dapat berkata seperti Petrus: "Rabi, senang kita ada di sini, ada bersama-Mu!"

Ada baiknya, kita menyambut, dalam masa Prapaskah kita, pancaran sinar matahari dan cahaya yang terpantul pada wajah dan pakaian Yesus. Itu adalah cahaya yang membentuk ikon luar biasa dari umat manusia yang telah ditebus, karena keburukan dosa telah hilang, sebagai gantinya adalah keindahan yang diberikan keilahian pada daging kita. Kebahagiaan Petrus adalah apa yang kita rasakan ketika kita membiarkan diri kita diliputi oleh anugerah ilahi.






Biarkan mata kita ditransfigurasi untuk melihat dengan lebih baik apa yang terpancar, telinga kita ditransfigurasi untuk lebih mendengar suara luhur dan nyata; suara Bapa pada Putranya: “Inilah Putra-Ku yang terkasih: dengarkan Dia! ». Keseluruhan hasilnya akan mengejutkan bagi kita, yang terbiasa dengan keabu-abuan dari keadaan biasa-biasa saja. Hanya jika kita membiarkan diri kita dijamah oleh Tuhan maka indra kita akan dapat melihat dan mendengar apa yang paling indah dan menyenangkan di dalam Tuhan dan di dalam mereka yang telah dibangkitkan ke dalam kekudusan oleh Dia yang telah bangkit dari antara orang mati.

Reaksi manusiawi Petrus "Rabi, senang kita ada di sini, ada bersama-Mu!", juga mendorong kita untuk bersukacita dalam hidup bersama Tuhan, sehingga kita dapat berkata dalam kebahagian kita, "Betapa bahagianya aku berada di sini bersama-Mu Tuhan." Dalam doa-doa, kita bisa beristirahat dan puas untuk bahagia, puas dan lega bersama Yesus, di hadirat-Nya dan di dalam kasih-Nya.



Suara Tuhan masih selalu bergema “Inilah Putra-Ku yang terkasih: dengarkan Dia! », mengundang kita untuk selalu mendengarkan Yesus. Mari kita membiarkan diri ditarik ke hadirat Sang Kekasih “Yesus”, diundang untuk dekat dengan-Nya seperti Petrus, Yakobus dan Yohanes. Beginilah Dia juga muncul dalam hidup kita. Kita harus terus berusaha untuk melihat-Nya dan mendengar-Nya di manapun dan bagaimanapun kita menjumpai-Nya.

Selamat Berhari Minggu

Tuhan Memberkati

Pater Nus Nurek, SVD
Republik Kongo



Posting Komentar

0 Komentar