Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; TATAPLAH dunia yang penuh sibuk ini

Rabu, 11 Januari 2023 (Pekan Biasa I, St Paulinus dr Aquileia, St Petrus Balsamus, St Theodosius)


Bacaan I Ibrani 2:14-18

Mazmur Tanggapan Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9

Injil Markus 1:29-39


"Ia pergi ke tempat yang sunyi...."  Mrk 1:35
(Egressus abiit in desertum locum)

SAAT KESIBUKAN MENJEBAK

SIBUK adalah warna gerak harian kita. Sebab itu, mesti selalu ada saja yang dikerjakan. 'Untuk sekedar isi waktu.' Sering terdapat alasan lain di baliknya. Waktu tiada sibuk itu kesempatan empuk semua 'pikiran yang aneh-aneh.'


SIBUK adalah aksi untuk produktif. Demi satu dua kreasi sana-sini. Sebab umum menerima dan mengakui bahwa 'yang produktif dan yang kreatif adalah tanda yang membiaskan adanya harapan akan kehidupan.' Sebab, bila tetap 'yang itu-itu saja,' orang sudah dihinggapi rasa adanya suasana "hidup enggan, mati tak sudi."

TATAPLAH dunia yang penuh sibuk ini. Tak sudi untuk ternilai 'mati angin, mati langkah atau pun daya' orang akhirnya dipaksa harus 'bikin diri sibuk.' Bahwa mesti ada sesuatu yang wajib dilakukan. Orang cemas bila darinya tak tertangkap 'tanda-tanda harapan akan kehidupan dalam sibuk.'

TETAPI tidak kah sering terjadi adanya 'sibuk asal sibuk yang tak terarah?' Orang menjadi "sibuk sembarang." Katanya, "Ini suatu gerak sibuk yang tidak ada model." Maklum! Sebab memang ada sibuk yang 'tak berawal jelas. Pun tiada arah yang semestinya yang ditujui.' Orang jadi sibuk hanya di bawah bayang-bayang orientasi kepentingannya sendiri.


SIBUK, ramai, produktif, atau pun kreatif sungguh adalah gerak keharusan dalam hidup. Itulah tanda kehidupan dan perkembangan yang mencerahkan dan menceriahkan! Tetapi, ramai dan sibuk yang bermarwah mesti terlahir dari alam hening yang bermarwah pula.

TERJEBAK dalam kemacetan kesibukan berakar dari kehilangan atau ketiadaan akan alam hening. Orang membiarkan diri mengap-ngap keletihan dalam serba kemacetan itu. Namun, sayangnya bila tiadanya perjuangan untuk kembali masuk ke alam hening!


TENTU, alam hening itu bukanlah soal waktu atau tempat: kapan dan di mana? Tetapi, di titik paling sederhana (namun sering jadi yang tersulit) adalah 'alam percakapan sunyi dengan diri sendiri.'



DALAM percakapan dengan diri, kita dapati diri sendiri yang teramat jelas. Di situ segala 'ada dan orientasi hidup kita sendiri sungguh jadi tak tersembunyi.'

Dan di atas segalanya "bincang-bincang kita dengan diri sendiri dalam meterai iman - harapan dan kasih, itulah doa kita!"

SEBAB kita tahu, sesibuk apa pun kita, namun tanpa Tuhan kita sebenarnya "tiada berbuat." Tuhan tetap ingatkan semua kita, seperti IA ingatkan para murid dan para pendengar di masaNya, "Di luar AKU, kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh 15:5).


Tidak kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin


Posting Komentar

0 Komentar