Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; MAHKOTA Emas harus dicapai dengan melewati jalan mahkota duri.

Kamis, 17 November 2022 (Pekan Biasa XXXIII, St Elisabet dr Hungaria, St Dionisius Agung, St Gregorius dr Tours)
Bacaan I Wahyu 5:1-10
Mazmur Tanggapan Mzn 149:1-6a.9b
Injil Lukas 19:41-44





"Bagaimana aku bisa menyandang mahkota emas ketika Tuhan menempatkan mahkota duri dan menanggungkannya untukku?"
St Elisabet dr Hungaria


Baca juga yang ini;Renungan Harian Katolik; TUGAS mulia kita hanyalah satu, Pertebalkanlah keyakinan kita akan pilihan kita sendiri


BUKANNYA kita tak miliki 'apa-apa.' Bukan! Bahkan kenyataannya, kita justru punya banyak hal untuk 'bertumbuh dan berkembang.' Bukan kah kita punya bakat dan kemampuan? Tidak kah kita miliki modal yang cukup? DI TITIK ini kita bisa bergerak dari satu harapan dan kehendak hati. Dan kita lalu menuju impian dan cita-cita. Bisa terbayang dalam angan, bahwa di satu saat nanti: mahkota emas akan kita sandang! Hari kemenangan akan jadi milik kita. Namun, semudah itu kah kita meraih semuanya?

TENTU tak ada yang salah dari mimpi demi menyandang mahkota emas itu. Tetapi, ternyata, Tuhan harus tempatkan terlebih dahulu mahkota duri. Ditempatkannya dalam diri kita. Dalam setiap tapak perjalanan hidup ini.




MAHKOTA Emas harus dicapai dengan melewati jalan mahkota duri. Itulah jalan perjuangan, tapak pengorbanan, penuh kebertahanan, kesetiaan serta pantang menyerah. "Sudah merasa jadi orang" di hari-hari ini, tentu bercerita banyak tentang 'kisah-kisah peras keringat dan ketidakputusasan' di hari-hari silam.

TETAPI, apakah mahkota duri itu akan lenyap dan berakhir total setelah kita meraih mahkota emas? Setelah kita tiba pada titik tertinggi dari segala harapan dan cita-cita kita? Ketika kita telah tiba pada mahkota emas, semisal, pangkat - jabatan - kedudukan - posisi yang 'bukan sembarang'?



Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK; Virus kebencian dan permusuhan berkembang subur.


TERNYATA, hingga pada alam mahkota emas yang kita raih itu pun, Tuhan tetap sisipkan mahkota duri. Tuhan tetap tetapkan alarm rohaniah agar kita tak terjepak dalam perangkap mahkota emas itu.




KITA bisa mudah sekali terlarut dalam mahkota emas pencitraan, pencapaian, hasil, reputasi, ketenaran, pengagungan diri hingga pada 'rasa diri punya pengaruh dan bercokol di kasta elitis.' Maka di pusaran arus kemegahan diri ini, Tuhan mesti tempatkan mahkota duri kerendahan hati dan menjadi 'orang biasa apa adanya.'


SEGALA yang kita alami ini ada dalam kepastian kesementaraan. Semuanya pasti akan segera berlalu. Dan harus berakhir di kefanaan ini. Bagaimana pun, bagi kita, tetap ada mahkota emas di kehidupan abadi. Setelah kita berziarah penuh perjuangan di bumi yang berputar:

SUNGGUH! Ada sekian banyak mahkota yang diperjuangkan dan diperebutkan dalam kehidupan ini. Tetapi, hati kita tetap terarah pada mahkota emas abadi. Itulah yang digemakan Rasul Paulus, ".... tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi" (1Kor 9:25). Penuh harapan, bahwa di saatnya nanti, Tuhan kenakan di kepala kita mahkota emas keabadian itu. Itulah Mahkota Keselamatan




Bukan kah demikian?




Verbo Dei Amorem Spiranti
St Elisabet dr Hungaria, doakanlah kami.
Tuhan memberkati. Amin




Posting Komentar

0 Komentar