Header Ads Widget

Renungan HARIAN KATOLIK; SEKIAN Banyak Orang Bisa Terperangkap Oleh Isi Dan Jalan Pikirannya Sendiri

Rabu, 07 September 2022


Pa Anton Kipler dari Swiss dan Peritno orang dayak dari Kalimantan Tengah datang bertamu di Manggarai untuk tukar menukar pengalaman terkait agrobisnis selama 5 hari. Menariknya pa Anton seorang pensiunan Petani, lahan pertaniannya seluas 40 hektar, jelas berbeda dengan luas lahan milik petani kita di Manggarai, mekanisasi pertanian menjadi keharusan dalam proses produksi dan paska panen pada usahanya. Petani di sana harus sekolah untuk menguasai tehnis pertanian dan managemen. Selain itu, petani di sana bergabung ke dalam koperasi untuk permodalan dan juga pemasaran. Kerja jaringan sangat kuat dengan sistem tata kelola yang bertanggungjawab. Hal yang paling penting menurutnya, petani harus memiliki visi dalam usaha taninya, punya arah yang jelas dan jika ada uang harus menabung untuk masa depan, mempersiapkan dana pensiun dari hasil usaha tani. Terima kasih pa Anton...


(Pekan Biasa XXIII, Beato John Duckett, Beato Ralph Corby, St Regina)
Bacaan I 1Korintus 7:25-31
Mazmur Tanggapan Mzm 45:11-12.14-15.16-17
Injil Lukas 6:20-26

"Sebab dunia seperti kita kenal sekarang ini akan berlalu" 1Kor 7:31

(Praeterit enim figura huius mundi)
SEMUANYA akan berlalu. Tak selamanya kita di sini. Iya, di atas bola bumi ini. Sungguh, kita cuma 'singgah sebentar' di kesementaraan ini. Dan itu pasti.

Baca juga yang ini; Renungan HARIAN KATOLIK; SAUDARA-SAUDARA, jika di antara kalian ada perselisihan, apakah salah satu pihak sampai hati mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar dan bukan pada orang kudus?

KITA sebatas masuk dalam aneka peristiwa. Alami musim demi musim. Apakah kita sanggup seirama dan senafas dengan semuanya? Atau kah juga bahwa kita telah dapat melakukan sesuatu yang berarti walau dalam arus zaman yang sungguh menantang?

SEKIAN banyak orang bisa terperangkap oleh isi dan jalan pikirannya sendiri. Saat irama dan jalan hidup hanya dibebani dengan arus perhambaan akan diri sendiri. Di situ, diri sendiri sungguh ditakhtakan sebagai segala-galanya. Jadinya lupa memandang 'indah di sekitar dan pada sesama.'


ADA sekian banyak isi berpikir yang dipaket dalam prinsip suram. Namun diterima dan diakui sebagai kebenaran atau keyakinan. Lalu diungkapkan dalam tindakan atau perbuatan. Orang tak peduli bahwa yang jadi prinsip seperti itu sungguh menghancurkan.

BUKAN KAH dunia sering jadi arena bencana kemanusiaan oleh prinsip hidup yang sesat? Bukan kah relasi antar manusia jadi berantakan karena fanatisme pikiran sendiri yang membutakan?

"DUNIA yang kita kenal sekarang ini akan berlalu," kata Rasul Paulus. Sebab itulah berbuatlah yang terbaik. Wariskan yang indah. Pertahankan hingga kapan pun apa yang jadi marwah di kehidupan ini. Anda benar-benar pribadi yang luar biasa, ketika Anda sungguh bercitra dalam iman dan mulia dalam kemanusiaan.

Baca juga yang ini; Pembekalan tentang Tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun 2022 Bagi Pemandu Katekese 

SEPANTASNYA kita mesti merasa letih jika hidup hanya dipenuhi 'pikiran yang bukan-bukan.' Ditempel lagi dengan sikap kita terhadap sesama selalu 'tetap yang itu-itu saja.' Berbaik hatilah dengan rekan sejawat. Dengan orang-orang di sekitar kita. Sebab pada waktunya, 'bersama dunia ini, kita semua akan berlalu.'

JIKA kita bersalah, merendahlah untuk sebuah 'maaf dan pengampunan.' Saat sesama datang mohonkan maaf, berlapang hatilah dan teguhkan nurani untuk sanggup memaafkannya. Apakah kita terus kibarkan bendera permusuhan? Apakah harus merawat rasa marah? Sementara dunia ini bakal segera berlalu. Kasih mesti memenangkan kita dalam kemarahan.
MARI kita ingat lagi! Katakan saja, misalnya, tempo hari itu dengan orang sebelah rumah, misalnya, kita spontan berucap 'selamat pagi.' Semuanya tersuara lepas bebas. Ceriah apa adanya. Namun sekarang, sayangnya, semuanya sudah pakai metode 'intip-intip dan bisik-bisik.' Ini namanya bencana relasi sudah benar-benar mendera.

KITA sepantasnya hentikan sudah segala tesis kehidupan yang memberatkan dan menyesatkan. Semuanya itu hanya 'bikin pening di kepala dan sesak di dada.' Dan kita memang sadar akan semuanya yang rapuh itu. Sayangnya, kita tetap setia merawatnya. Kita jadinya semakin jauh dari alam kemesrahan dengan sekian banyak orang.

Baca juga yang ini; Pojok KITAB SUCI: Memang Tidak Gampang Jadi Murid Yesus

TAK boleh kita jemuh untuk tetap menyimak: Hidup ini tetaplah anugerah. Kita jalani dengan rasa penuh syukur. Untuk berjuang melakukan yang terbaik. Jatuh bangun dalam hidup, bukanlah alasan untuk menyerah dan berputus asa. Sebab Tuhan selalu melihat yang terbaik dalam diri setiap kita. Di kesementaraan hidup ini. Tidak yakin kah kita akan kebesaran dan kuasaNya?


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.Amin


Pater Kons Beo, SVD

Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
  1. Pendiri SVD        :  1875
  2. Pendiri SSpS       :  1889
  3. Pendiri SSpS-Ap :  1896
  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN


Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (10/3/2024) menyelenggarakan pertemuan pastoral untuk membentuk kepanitian Prosesi Sakramen Maha Kudus (Juni 2024) dan Perayaan Pesta Intan (75 tahun) Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong pada bulan juni tahun 2025, bertempat di Pendopo Pastoran.

Pertemuan dihadiri oleh Pator Paroki, Dewan Inti Pastoral, utusan komunitas Biara Suster (KFSA/PSM/AHKYB/PSM), Ketua Wilayah (Woang/Redong/Perumnas), Utusan dari Kelompok Katergorial (Vanclar/KTM/Legio Maria/OMK). Jumlah mereka sebanyak 35 orang.






Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Pohon Mangga ini tumbuh baik hingga saat ini di kebun salah satu keluarga di Paroki Lengkong Cepang. Benihnya disediakan oleh Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, tahun 2014. 
Didokumentasikan oleh
Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 





Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:



Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar