Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; KITA belajar untuk tidak menderu-deru demi kelimpahan harta

Jumat, 30 September 2022
(Pekan Biasa XXVI, St Hironimus, St Fransiskus Borgias)
Bacaan I Ayub 38:1.12-21; 39:36-38
Mazmur Tanggapan Mzm 139:1-3.7-10.13-14ab
Injil Lukas 10:13-16.

"Pada masa pencobaan dan genting, Roh Kudus biasanya menggunakan orang-orang kecil di dalam Gereja, orang-orang yang tidak mempunyai kuasa"

(St Hironimus)


MARI kita simak keyakinan ini:

"ANGGAPAN yang mengatakan kita harus sempurna baru bisa menolong orang lain tidak benar. Ini bukan hanya berlaku dalam kehidupan saja, tapi juga dalam kehidupan rohani. Pelayanan tidak mengalir dari kekuatan, tapi juga dari kelemahan."

"ANGGAPAN yang mengatakan bahwa kita hanya bisa membantu orang lain sejauh kita sendiri telah ditolong juga tidak benar. Dan anggapan yang mengatakan bahwa kita tidak bisa menumbuhkan orang lain melampaui kita juga tidak benar."

DEMIKIANLAH, setidaknya, yang direnungkan oleh Charles Ringma. Saat ia menyimak apa artinya menjadi penyembuh yang terluka. Kita bisa menjadi tersadar dan kuat dalam hidup saat kita belajar dari sisi ketidakunggulan dan serba kekurangan yang membias dari dalam diri sesama.


KITA belajar untuk tidak menderu-deru demi kelimpahan harta, saat kita menatap penuh serius akan sekian banyak orang yang hanya berharap pada belaskasihan 'langit dan bumi.' Kita belajar untuk tidak bertahan terus dalam zona nyaman, saat kita memandang serba kegalauan dan ketakmenentuan nasib sesama-sesama kita.

TUHAN tetap menggunakan orang-orang kecil dan sederhana untuk menahan derasnya laju ambisi kita untuk selalu merasa diri dan demi diri sendiri yang berkuasa, yang berpengaruh, dan yang berkelimpahan.

KEYAKINAN St Hironimus nampak 'sederhana namun mendalam.' Dalam situasi darurat penuh genting, Kuasa Allah dan karunia RohNya hadir dalam kekecilan, kesederhanaan, serta ketidakhebatan orang-orang biasa.

Baca juga yang ini; Satu permenungan : Cemas Bercahaya di Atas Panggung 

SEGENAP kaum tak ternama, kaum pinggiran, kaum tak berkuasa serta apa adanya, orang-orang di garis serba penuh kekurangan dan kelemahan, sanggup ingatkan kita di jalan hidup penuh suram ini.

KECIL, sederhana, apa adanya, serba biasa-biasa, tak diperhitungkan di mata dunia, ternyata miliki kekuatan yang dahsyat. Demi menjadikan dunia dipenuhi dengan Kasih, Kebenaran dan Sukacita.


Verbo Dei Amorem Spiranti
St Hironimus, doakanlah kami.
Tuhan memberkati. Amin

Posting Komentar

0 Komentar