Bacaan I Bilangan 21:4-9
Mazmur Tanggapan Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
Bacaan II Filipi 2:6-11
Injil Yohanes 3:13-17
"Sebaliknya IA telah mengosongkan Diri-Nya.." Flp 2:7 (Sed semetipsum exinanivit....) |
Baca juga yang ini; Renungan HARIAN KATOLIK; SEBAB itu hadapi hidup ini dengan penuh harapan dan semangat
SEGALANYA telah IA miliki. IA mengatasi apapun di surga dan di bumi. Sempurna! DIA-lah yang sulung dari semuanya. Putera Tunggal Allah. Namun, apakah Ia mempertahankan semuanya demi DiriNya sendiri?
SEGALANYA IA tinggalkan. IA rela turun jadi manusia. Menyusuri hidup dalam kisah-kisah yang dialami manusia. IA malah telah jadi miskin. Lahir dan hidup dalam kesederhanaan. Agar manusia sungguh menjadi 'kaya di hadapan Allah.' Itulah yang direnungkan Rasul Paulus.
Baca juga yang ini; Renungan HARIAN KATOLIK ; KITA semua, Umat Allah, Gereja, adalah kaum beriman yang dipanggil Tuhan untuk berziarah bersama.
NAMUN di saat harus kembali ke rumah Bapa, satu bentangan jalan sulit mesti IA lewati. Itulah JALAN Derita dan Kematian. Salib mesti Dia panggul. Di salib itulah Dia tergantung. Dan harus berakhir pada "selesailah sudah" (Yoh 19:30). IA menyelesaikan semuanya dalam kesetiaan dan pengorbanan!
DI SALIB, saat ditinggikan, Tuhan cuma memandang setiap kita. Dan Ia hanya bertanya penuh makna: 'Apakah yang kita cari? Apakah yang kita perjuangkan di perjalanan hidup ini?' Kita telah miliki nyaris segalanya. Kekayaan rahmat dan hormat telah kita raih.
Baca juga yang ini;Renungan HARIAN KATOLIK: HIDUP adalah jalan panjang penuh peluang
NAMUN, Tuhan Yang Tersalib, di suatu ketika, pernah ingatkan para muridNya, "Barangsiapa ingin menjadi muridKu, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku" (Luk 9:23).
HIDUP ini sungguh adalah ziarah 'kehilangan diri kita sendiri' dalam Tuhan. Namun, ia sungguh bermakna dalam memberikan harapan hidup bagi dunia. Iya, memberikan harapan hidup bagi siapapun. Dalam sikap penuh peduli.
Renungan HARIAN KATOLIK; YUSUF dan MARIA telah jadi inspirasi mulia bahwa 'Sang Sabda sepatutnya tinggal dalam diri setiap kita
MERAYAKAN "penemuan Salib Suci" adalah perayaan "menemukan kembali karakter dasar kehidupan iman kita sebagai murid Yesus, Tuhan." Melaluinya, kita sungguh dipertebal dalam harapan yang benar dan yang sesungguhnya. Harapan itu adalah "menyerahkan nyawa untuk menyelamatkannya" (cf Mat 10:39).
SETIAP kita miliki ketikanya untuk kembali pada Yang Mahakuasa. Saat kita mesti 'pulang untuk kediaman selamanya dalam Kasih Abadi.' Ada satu syarat untuk kembali pulang penuh damai, sukacita serta demi menyongsong kemenangan!
SEPERTI TUHAN, kita terpanggil untuk "mengosongkan diri." Itulah panggilan kristiani dalam sukacita pemberian diri, perjuangan serta pengorbanan. Jalan Salib membuat kita agar ''terentang tangan untuk melepaskan segalanya; agar terpakulah kaki kita untuk belajar bertahan dalam kesetiaan dan pengorbanan."
SEBAB, sudah begitu banyak apapun 'yang digenggam tangan ini; sudah begitu banyak langkah kaki yang terayun tanpa kompas mengikutiNya. Semuanya, kini, mesti disalibkan dalam kerelaan dan kepasrahan demi kemuliaan Salib.
SEPERTI TUHAN, kita terpanggil untuk "mengosongkan diri." Itulah panggilan kristiani dalam sukacita pemberian diri, perjuangan serta pengorbanan. Jalan Salib membuat kita agar ''terentang tangan untuk melepaskan segalanya; agar terpakulah kaki kita untuk belajar bertahan dalam kesetiaan dan pengorbanan."
SEBAB, sudah begitu banyak apapun 'yang digenggam tangan ini; sudah begitu banyak langkah kaki yang terayun tanpa kompas mengikutiNya. Semuanya, kini, mesti disalibkan dalam kerelaan dan kepasrahan demi kemuliaan Salib.
SALIB SUCI, sejatinya, adalah prasasti iman yang agung. Salib Suci adalah "kunci tak pernah karat" untuk membuka pintu rumah kerahiman Allah. Dan di situlah, kita semua akan beristirahat dalam kedamaian abadi.
"Kami menyembah sujud Dikau, ya Yesus dan bersyukur kepadaMu, sebab dengan Salib SuciMu, Engkau telah menebus dunia...."
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. Amin.
Pater Kons Beo, SVD |
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar