Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK ; AGAMA Pasti Bukanlah 'Kendaraan Maut Yang Mematikan.' Tetapi, Sebaliknya, Ia Sungguh Menghidupkan..

Sabtu, 03 September 2022

(Pekan Biasa XXIII, St Gregorius Agung - Paus ke 64)
Bacaan I Korintus 4:6b-15
Mazmur Tanggapan Mzm 145:17-18.19-20.21
Injil Lukas 16:1-5

Yohanes, Kepala Desa Gara, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai mengatasi kemiskinan dengan mendorong warga desanya, khusus kepada Anak-anak muda dan Ibu-ibu berbisnis tempe, sebanyak 4 orang muda sebagai penjual keliling dan 15 orang ibu-ibu setiap hari memproduksi tempe. Selain itu, Dia juga membantu 80 ekor babi kepada 80 keluarga untuk tujuan ekonomi.

Desa Gara berada di ketiggian 340 meter dari permukaan laut, terletak di bagian selatan kota Ruteng, hawa sejuk, padahal dari segi ketinggian tempat mestinya berhawa panas, hal ini dipengaruhi oleh ribuan pohon mahoni, kemiri, pisang, kelapa dan pinang yang tumbuh  subur di pekarangan dan kebun-kebun miliki warga. Topografinya berbukit namun jalan yang dibangun mengikuti standar sehingga  kendaraan dapat melaju atau bergerak dengan nyaman.


"Mereka yang menghayati agama secara harafiah, mereka akan terjebak dalam kesalehan sempit"
(St Gregorius Agung)


AGAMA sering diperas sebatas norma, kaidah atau hukum. Semuanya mesti ditaati sebagaimana tertulis. Terkesan kaku. Sulit 'berdamai dengan keadaan.'

AGAMA sudah tak jadi satu anak sungai bebas menuju keluasan samudra raya Kasih yang membebaskan. Sebab ia terkesan terlalu mengikat. Bahkan ia sering dianggap telah jadi 'penjara batin.' Penuh tekanan bahkan tindasan, yang bikin suasana hati tak ceriah.
ADA satu lukisan pernah terbaca "tiga agama bertemu. Keributan tak terelakan. Satu bangsa jadi lenyap." Karena beda keyakinan, karena beda 'saluran beriman' orang jadi asing dan lalu saling menerkam.

ATAU teringat lagi lukisan kata-kata ini, "Pada saat orang beragama mulai bicara tentang kebenaran, orang mulai cemas. Ini dapat dimengerti. Di seluruh dunia kekerasan dikaitkan dengan iman yang berbeda yang mempertengkarkan kebenaran." Di muaranya "umat beriman mulai saling membunuh." Saling menjegal.
AGAMA pasti bukanlah 'kendaraan maut yang mematikan.' Tetapi, sebaliknya, ia sungguh menghidupkan. Membuat batin jadi lega. Tak terjejal kesibukan pikiran dan rasa hati tak karuan. Sebab oleh agama, yang terhayati secara benar, siapapun jadi bening dalam pikiran, serta lurus dan tulus dalam perkataan dan perbuatan terhadap yang lain. Dalam kebersamaan yang majemuk.

JIKA orang sungguh paham tentang agamanya sendiri, secara benar, maka pasti ia mudah memahami agama yang dihayati orang lain. Akal budi tercerahkan. Emosi fanatis disingkirkan. Maka varian orang dengan ragam latarnya dapat saling menatap dengan penuh harapan!
AGAMA yang benar, pasti mengusung kemanusiaan yang bercitra dan bermartabat. Agama yang benar pasti jadi saluran yang tepat menuju kesalehan yang benar pula. Dan kesalehan yang bening seperti itu pasti tak akan tercedera oleh kesalehan sempit serta penuh pura-puranya.
MAKA: "Milikilah agamamu yang membuatmu mengagumi Langit serentak sanggup membuatmu tersenyum pada siapapun sesama."


Jumat, 02 September 2022

(Pekan Biasa XXII, St Brocardus, Beato Yohanes du Lau)
Bacaan I 1Korintus 4:1-5
Mazmur Tanggapan Mzm 37:3-4.5-6.27-28.39-40
Injil Lukas 5:33-39

"Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang tua..."

Luk 5:37

(Et nemo mittit vinum novum in utres veteres)


INI perkara antara 'yang lama dan yang baru.' Anggur baru? Itu dapat ditanggap sebagai apa yang dibawa oleh Yesus, Tuhan. Itu tampak dalam ajaran, seluruh sikap serta cara hidupNya. Apakah 'yang lama' dapat menerima dan menampungnya?

YANG dibawa oleh Yesus menuntut 'tempat simpan yang baru.' Itulah bobot dan situasi hati yang baru. Sebab semuanya mesti tertangkap oleh isi dan cara berpikir serta mental yang baru. Dan itu semua akan terungkap dalam sikap dan cara hidup yang elegan pula.

NAMUN, tak mudah pula untuk tinggalkan begitu saja 'kantong hidup lama.' Tentu semuanya butuh perjuangan serta kehendak hati yang tulus. Semuanya mesti dibalut pula dalam kepasrahan dan kepercayaan sungguh pada Yesus, Tuhan.
TETAPI 'semua yang berkarakter baru itu hanya bercitra dalam Yesus, Tuhan.' Sebab, tak semua yang baru itu isyaratkan pengharapan. Sebab ada sekian banyak 'hal baru yang justru sungguh memperdayai manusia.' Demikian pun 'yang lama' tak selamanya kedalurwarsaan dalam nilai dan prinsip.
Sebab itulah relasi dengan Yesus, Tuhan, mesti terbentuk secara mendalam demi menimbang nilai. Pertimbangan di dalam Roh, dalam semangat Injil, dan dalam nilai-nilai Injili tetaplah menjadi satu kemestiaan. Yang tak dapat dielakkan.

DI ATAS segalanya, hidup dalam Yesus selalu mencerahkan. Pun memberikan harapan. Sebab yang usang dan suram telah jadi sirna. Itulah yang menjadi harapan semua kita. Tinggal bagaimana kita bertarung untuk masuk dalam Kasih dan Pengharapan akan Tuhan.


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin...


Pater Kons Beo, SVD

Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):

  1. Pendiri SVD        :  1875
  2. Pendiri SSpS       :  1889
  3. Pendiri SSpS-Ap :  1896
  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN


Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (10/3/2024) menyelenggarakan pertemuan pastoral untuk membentuk kepanitian Prosesi Sakramen Maha Kudus (Juni 2024) dan Perayaan Pesta Intan (75 tahun) Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong pada bulan juni tahun 2025, bertempat di Pendopo Pastoran.

Pertemuan dihadiri oleh Pator Paroki, Dewan Inti Pastoral, utusan komunitas Biara Suster (KFSA/PSM/AHKYB/PSM), Ketua Wilayah (Woang/Redong/Perumnas), Utusan dari Kelompok Katergorial (Vanclar/KTM/Legio Maria/OMK). Jumlah mereka sebanyak 35 orang.






Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Pohon Mangga ini tumbuh baik hingga saat ini di kebun salah satu keluarga di Paroki Lengkong Cepang. Benihnya disediakan oleh Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, tahun 2014. 
Didokumentasikan oleh
Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 





Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:



Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar