Header Ads Widget

Pojok KITAB SUCI : Pintu Itu Harus Dibukakan Pula Bagi Kita

Pintu Itu Harus Dibukakan Pula Bagi Kita
-bacalah Injil Lukas 13:22-30-

“Apa yang dikatakan orang bahwa Anda bakal tak sanggup melakukannya dengan baik, maka cobalah, berusahalah, berjuanglah serta temukan kepastian bahwa Anda sesungguhnya mampu.”

(Hendry David Thoreau, Penulis-Filsuf Amerika, 1817-1862)


P. Kons Beo, SVD

Situasi hidup terselamatkan itu adalah harapan hati setiap kita. Siapapun merindukannya. Setidaknya orang tak ingin alami derita dan kesusahan. Kita tak ingin masuk dalam masalah hidup yang berat. Tanpa kepastian. Namun, demi harapan hidup yang terukur itu, kita pasti harus lewati syarat-syarat khusus.

Selentingan ucapan lepas terdengar. Semisal begini, “Jangan terlalu santai dan hanya penuh pengandaian sana-sini sebatas angan. Kerja nyata yang jelas itu penting!” Bisa juga terdengar kemarahan dan reaksi sesama, “Orang omong tidak mau dengar. Akhirnya, kerja hanya bikin soal saja…”


Sungguh! Demi sesuatu yang ‘indah, mulia, baik, benar dan terselamatkan’ siapapun harus membuka pancaindra untuk menanggapinya secara tepat dan benar pula. Nabi Yesaya lukiskan keinginan yang kuat dari Tuhan. Semuanya agar bangsa Israel dan bahkan segala bangsa melihat kemuliaanNya. Kita renungkan apa diserukan nabi Yesaya:



Beginilah firman Tuhan, “Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan. Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu akan datang serta melihat kemuliaanKu” (Yes 66:18).

Kita dipanggil demi satu harapan hidup yang pasti. Dan tentu kita semua penuh perjuangan untuk menghayati dan menjalankan semuanya. Tetapi, apakah kita berjalan sendirian? Apakah kita hanya sebatas andalkan segala kekuatan yang kita miliki. Tentu tak demikian.


Ada sekian banyak suara yang ingatkan kita akan “Jalan-Kebenaran-Hidup” yang sesungguhnya (cf Yoh 16:4). Penulis Ibrani sungguh meneguhkan dalam nasihatnya,

Saudara-saudara, Janganlah kamu lupa akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak, “Hai anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan olehNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak” (Ibr 12:5-6).

Pintu sukacita dan kebahagiaan itu selalu terbuka bagi kita. Itulah pintu menuju kehidupan yang nyata dan menuju kemuliaan pula. Yesus, Tuhan, sungguh ingatkan kita akan perjuangan untuk lewati pintu kebahagiaan, pintu kemuliaan dan keselamatan itu. Namun, sebegitu gampang kah untuk harus melewatinya? Kita renungkan kata-kata Yesus,

“Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Banyak orang akan berusaha untuk masuk tetapi tidak dapat” (Luk 13:24).


Baca juga yang ini; Renungan Harian KATOLIK : ORANG yang berjiwa besar selalu berjalan menuju cita-cita

Tetapi apakah benar “pintu itu sekian sempit?” Marilah buat permenungan seadanya:

Pertama, “Pintu yang sempit” mungkin dapat dilihat sebagai sikap dan perbuatan Yesus yang sulit ditangkap dalam kebiasaan pada umumnya. Ajaran-ajaran Yesus sekian jelas namun penuh tantangan.

Bisa ditelisik dalam perbedaan antara kebiasaan, cara berpikir dan bertindak dalam tantanan yang mesti dipertentangkan dengan cara baru yang diajarkan Yesus. Dapat diambil satu contoh sederhana namun amat menantang, “Dahulu difirmankan kepadamu, mata ganti mata dan gigi ganti gigi, tetapi dalam Yesus menara balas dendam harus diruntuhkan dan diganti dengan spirit memberkati dan mendoakan serta tak membalas” (cf Mat 5:38.39). Ada sekian banyak suara Kotbah di bukit yang amat menantang (Mat 5 – 7).

Kedua, “Pintu sempit” segala ajaran Yesus itu menuntut sikap dan tindakan sebagai tanggapan nyata dari setiap kita! Di situlah setiap kita mesti mengambil satu keputusan yang jelas dan pasti. Barangkali terdengar kontradiktif tetapi bahwa ‘pintu yang sempit’ (ajaran Yesus) menuntut keluasan alam batin, mental, isi dan cara berpikir kita yang luas dan lebar.

“Pintu sempit” itu memang menantang. Ia menuntut pengorbanan, kerendahan hati dan keluasan isi jiwa. Saat kita sungguh memahami dan menghayati apa yang diajarkan Yesus, maka telah terbuka harapan untuk masuk dalam sukacita yang lebih besar. Tak akan ada alam dukacita, ‘ratapan da kertak gigi’ (cf Mat 13:28) yang bakal kita alami.

Baca juga yang ini; 
Renungan harian KATOLIK; Kasih adalah gairah hidup setiap kita yang dinyatakan dalam perbuatan dan tindakan

Kita didaulat sebagai orang yang pastinya ‘pintu dibukakan’ bagi kita saat kita mengetuk pintu itu. Namun, semua, sebaliknya, menjadi sia-sia, andaikan kita terhitung hanya sebatas pada pada kelompok orang ‘yang makan minum dan mendengar saja apa yang diajarkan’ Yesus. Tanpa tanggapan nyata sebagai satu sikap hidup.

Pada saatnya nanti kita pasti berharap pintu kemuliaan dan keselamatan itu dibukakan pula bagi kita. Kita harus menjadi orang yang terus-menerus mengetuk pintu itu. Namun, apakah pintu itu dibukakan bagi kita? Kita pasti amat tak berharap bahwa kata-kata Tuan rumah akan terucap,

‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Enyalah dari hadapanKu, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi’ (Luk 13:27-28).


Baca juga yang ini; Pater Nus Nurek, SVD : Moment merayakan Dirgahayu Republik Indonesia di Negara Republik Demokratik Congo-Afrika

Maka, mari kita bertarung untuk masuk melalui ‘pintu yang sempit itu.’ Saat dunia meragukanmu, saat semesta selalu bimbang terhadapmu dan bahkan mencibirmu, Anda tak sedikitpun punya alasan untuk berputus asa. Sebab Anda selalu memiliki harapan di dalam Tuhan sendiri sebagai Sumber Segala Pengharapan! Dum Spiro, Spero, ‘Selagi aku bernafas, aku tetap berharap.’

Bukankah demikian?

Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati


Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
  1. Pendiri SVD        :  1875
  2. Pendiri SSpS       :  1889
  3. Pendiri SSpS-Ap :  1896
  1. "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya." 
  2. "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
  3. Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak  boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
  4. "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
  5. "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."

St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN

Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (10/3/2024) menyelenggarakan pertemuan pastoral untuk membentuk kepanitian Prosesi Sakramen Maha Kudus (Juni 2024) dan Perayaan Pesta Intan (75 tahun) Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong pada bulan juni tahun 2025, bertempat di Pendopo Pastoran. Pertemuan dihadiri oleh Pator Paroki, Dewan Inti Pastoral, utusan komunitas Biara Suster (KFSA/PSM/AHKYB/PSM), Ketua Wilayah (Woang/Redong/Perumnas), Utusan dari Kelompok Katergorial (Vanclar/KTM/Legio Maria/OMK). Jumlah mereka sebanyak 35 orang.



Yayasan Ayo Indonesia atas dukungan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss melakukan suatu survei pasar untuk mengetahui pasokan dan permintaan sayur-sayuran di Pasar Lembor, Ruteng, dan Borong. Hasil survei ini kemudian menjadi acuan dalam menyusun suatu panduan pola dan waktu tanam yang terfokus pada pasar  

   Pohon Mangga ini tumbuh baik hingga saat ini di kebun salah satu keluarga di Paroki Lengkong Cepang. Benihnya disediakan oleh Program kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss, tahun 2014. 
Didokumentasikan oleh
Stef Jegaut, Selasa (15/8/2023) 





Pada program Pemberdayaan Sosial-Ekonomi, kerjasama Yayasan Ayo Indonesia dengan Missionprokur SVD Steinhauzen - Swiss tahun 2014, salah satu kegiatannya, adalah mempromosikan pembuatan Toilet dan Septik Tank menggunakan bambu untuk menggantikan fungsi besi beton, ternyata masih bertahan kuat sampai saat ini di Lengkong Cepang. Didokumentasikan oleh Stef Jegaut,Selasa (15/8/2023).

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:



Ayo Merawat Bumi, Rumah Kita Bersama
Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Posting Komentar

0 Komentar