Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK ; Meminta kepada Tuhan untuk nilai atau tujuan yang baik, akan didengarkan dan dikabulkan oleh Tuhan.



PEKAN BIASA XIV

Bacaan: Hosea 8: 4-7.11-13; Matius 9: 32-38

Karena itu, amat penting dan perlu adanya pemimpin dalam kehidupan bersama. Dengan adanya pemimpin, dinamika hidup bersama dapat diatur dan berjalan dengan baik. Setiap orang akan memiliki partisipasinya dalam hidup bersama. Beban pemimpin juga dapat “dishare” dan terbagi-bagi. Pemimpin tidak menjadi orang yang “single fighter” atau bekerja sendiri.



Bangsa Israel mengangkat pemimpin-pemimpin mereka sesukanya saja. Melihat kenyataan itu, Tuhan berkata kepada mereka: “Mereka telah mengangkat raja, tapi tanpa persetujuan-Ku. Mereka mengangkat pemuka, tapi tanpa setahu-Ku. Bagi dirinya mereka telah membuat berhala-hala dari emas dan perak. Maka mereka dibinasakan” (Hos 8: 4).


Berdasarkan sabda Tuhan ini, kita amat memerlukan pemimpin dalam hidup bersama mulai dari tingkat paling bawah sampai tingkat paling tinggi. Kehidupan bersama tanpa pemimpin akan berjalan seperti domba-domba tanpa gembala. Masing-masing orang akan berjalan dan bergerak mengikuti pikiran dan kehendak sendiri serta rencana dan kemauan sendiri. Kehidupan bersama menjadi ajang pertengkaran dan perkelahian.


Karena itu, amat penting dan perlu adanya pemimpin dalam kehidupan bersama. Dengan adanya pemimpin, dinamika hidup bersama dapat diatur dan berjalan dengan baik. Setiap orang akan memiliki partisipasinya dalam hidup bersama. Beban pemimpin juga dapat “dishare” dan terbagi-bagi. Pemimpin tidak menjadi orang yang “single fighter” atau bekerja sendiri.


Akan tetapi, warga masyarakat atau warga Gereja tidak boleh terlalu percaya diri. Pemimpin juga tidak boleh terlalu percaya diri. Warga masyarakat atau warga gereja, begitu juga pemimpin, tetap harus rendah hati dan ber- konsultasi dengan Tuhan. Seluruh proses pemilihan dan pengangkatan seorang pemimpin harus berjalan dalam konsultasi dengan Tuhan.


Konkretnya, warga masyarakat atau warga Gereja mesti melakukan doa dan novena. Seluruh proses harus dilalui dalam doa dan novena. Selain itu, kita mesti mendapat rekomendasi dari orang lain, khususnya dari pemimpin pada tingkat lebih tinggi.

Rekomendasi diperlukan untuk mengukuhkan pilihan kita. Bila ada rekomendasi dari luar atau dari tingkat lebih tinggi, kita keluar atau bebas dari kecenderungan subjektif. Bila kita terbuka pada Tuhan dan pikiran, masukan dan rekomendasi dari orang lain, kita dapat memberantas KKN dalam Gereja dan masyarakat.


Biasanya manusia atau kita amat subyektif dalam memberikan penilaian. Tetapi bila ada rekomendasi, kita paling kurang sedikit objektif untuk mengangkat dan memilih seorang pemimpin bagi kehidupan bersama.

Sabda Tuhan menegaskan: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yoh 15: 16). Inisiatif pengangkatan dan pemilihan seorang pemimpin adalah Tuhan. Dia melakukan pemilihan, tetapi manusia hanya mefasilitasi proses pemilihan yang dilakukan oleh Tuhan.


Lebih daripada itu, setiap pemimpin yang diangkat dan dipilih harus berbuah atau ‘menghasilkan buah’ kebaikan dalam hidup manusia dan bagi hidup manusia. Kalau tidak ‘menghasilkan buah’ kebaikan, tentu saja pemimpin tidak mempunyai manfaat, makna dan guna bagi hidup manusia. Apabila pemimpin menghasilkan buah kebaikan dan memberi manfaat kepada sesama, mintalah kepada Bapa dan Dia akan memberikannya.


Nilai yang baik atau hasil yang berguna akan diberikan kepada pemimpin bila pemimpin meminta kepada-Nya di dalam doa. Hanya bila kita berbuah dan menghasilkan buah kebaikan, Tuhan akan mendukung kita dan memberikan apa yang kita minta kepada-Nya. Meminta kepada Tuhan untuk nilai atau tujuan yang baik, akan didengarkan dan dikabulkan oleh Tuhan.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng


Posting Komentar

0 Komentar