Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK : Marilah kita saling menolong dalam hidup sesuai dengan pesan Santo Paulus ini: “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu!


PEKAN BIASA XIII


Sabtu, 2 Juli 2022
Bacaan: Amos 9: 11-15; Matius 9: 14-17

Dalam perjalanan waktu, bangsa Israel tidak selalu aman dan damai. Saat berhadapan dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Israel sering mendapat serangan, bahkan sampai hancur lebur. Bangunan-bangunan fisik roboh. Manusia juga ada banyak yang mati.

Kerobohan dan kehancuran Israel terjadi bukan hanya karena kekuatan para musuh, tetapi sering juga terjadi karena ‘perintah’ Tuhan. Tuhan sepertinya ‘memberi izin’ kepada para musuh untuk menghancurkan Israel.

Dalam hal kedua ini, kehancuram Israel terjadi karena dosa mereka. Di mata Tuhan, dosa mereka ‘sudah amat keterlaluan’. Melalui para nabi Tuhan sudah memperingatkan mereka berkali-kali dan berulang-ulang. Namun mereka sama sekali tidak mendengarkan dan tidak mentaati seruan Tuhan yang disampaikan melalui para nabi.

Tentang Israel, beginilah firman Tuhan kepada Musa. “Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk. Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar” (Kel 32: 9-10). Dosa yang terlihat dan terungkap dalam sikap keras kepala, tegar tengkuk dan membangkang mendatangkan kehancuran dan penderitaan bagi Israel.
Restorasi Dilakukan Oleh Tuhan

Pada ujung dari semua kehancuran fisik dan kehancuran rohani Israel, Tuhan melakukan restorasi. Inilah Sabda Tuhan sendiri: “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya. Aku akan membangunnya kembali seperti pada zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang kusebut milk-Ku” (Am 9: 11-12). Kerusakan dan kehancuran bukan terminal dari segala sesuatu.

“Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel; mereka akan membangun kota-kota yang lengang dan mendiaminya. Mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya. Mereka akan membuat kebun kebun-buahan dan makan buahnya” (Am 9: 14).
Kita Perlu Melakukan Restorasi Atas Kehidupan

Bila kita mengalami kerusakan dan kehancuran fisik atau rohani seperti Israel, hendaklah kita tidak melakukan dosa dan kejahatan. Dosa dan kejahatan akan mendapat kerusakan dan kehancuran fisik dan rohani. Tetapi ada penderitaan dalam hidup yang tidak selalu karena dosa dan kejahatan. Karena dosa dan kejahatan, kita bisa saja sakit atau kehilangan semangat dan gairah hidup. Kita bisa menjadi orang yang tertutup dan suka bersembunyi serta menjauhkan diri dari Tuhan dan sesama.

Lebih daripada itu, bila kita sendiri atau orang lain mengalami kerusakan atau kehancuran, kita harus tetap optimis dan penuh harapan. Tuhan pada waktunya akan melakukan restorasi atas kehidupan kita. Dengan cara apa saja dan melalui siapa saja, Tuhan akan merabilitasi, memperbaiki dan membangun kembali kehidupan kita dari segala bentuk kerusakan dan kehancuran.

Tetapi kalau kehidupan kita tetap utuh, lengkap, aman dan selamat, kita harus merasa terpanggil untuk menolong dan membantu orang lain yang mengalami kerusakan dan kehancuran karena peristiwa atau kejadian apa saja. Keutuhan dan kelengkapan serta keamanan dan keselamatan tidak boleh hanya menjadi pengalaman kita sendiri, tetapi kehidupan yang nyaman yang kita miliki kiranya juga menjadi pengalaman hidup orang lain yang benar-benar berada dalam kerusakan dan kehancuran karena kejadian atau peristiwa apa saja.

Intinya, marilah kita saling menolong dalam hidup sesuai dengan pesan Santo Paulus ini: “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kriatus” (Gal 6: 2). Hukum Kristus adalah hukum kasih. Dan hukum kasih itu diungkapkan secara amat konkrit dan nyata melalui semangat dan perbuatan saling menolong dalam hidup.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng

Saling menolong dengan berbagi pengalaman cara mencari uang dengan memanfaatkan setiap jengkal untuk ditanami sayur-sayuran, dengan tujuan ekonomi dan gizi. Pertemuan awal dengan 1 keluarga petani di Kampung Leda, Paroki Golo Dukal.

Posting Komentar

0 Komentar