Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK; Janganlah menghakimi....

 Senin, 20 Juni 2022


Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (19/6/2022) merayakan misa dalam rangka ulang Tahun Paroki yang ke-72, bertepatan dengan perayaan hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Ribuan umat menghadiri perayaan misa tersebut dan pada kesempatan yang bersejarah ini, Dewan Pastoral Paroki (DPP) meluncurkan satu Wadah Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) dengan nama UBSP Santo Arnoldus Yanssen. Pater Kristianus Sambu, SVD dalam kata sambutannya menjelaskan kepada umat tentang latar belakang terbentuknya UBSP ini. Menurut Pater Kris wadah keuangam bersama ini, lahir untuk menyikapi persoalan keuangan yang dihadapi oleh sebagian besar umat di 46 Kelompok Basis Gerejani (KBG) dimana mereka susah mendapatkan pinjaman modal. Wadah UBSP ini akan dikelola oleh sumber daya manusia yang sangat berpengalaman dalam pengelolaan Koperasi Simpan Pinjam. Wadah ini juga hadir untuk meningkatkan kemampuan MELEK KEUANGAN dari umat agar mereka tidak mudah terjebak UTANG pada Lembaga KEUANGAN yang melayani pinjaman dengan BUNGA TINGGI. WADAH yang menghidupkan spiritulitas dari Karya Pastoral Santo Arnoldus Yanssen ini, misinya, adalah MAU mewujudnyatakan CARA HIDUP KOMUNIO dalam upaya mengatasi persoalan SOSIAL EKONOMI UMAT menuju KEBAIKAN HIDUP BERSAMA..........
TRIMA KASIH PATER KRIS DAN PATER LUKAS SERTA DPP/DKP PAROKI EKARISTI KUDUS KA REDONG

Pater Kons Beo, SVD


(Pekan Biasa XII, St Adelbertus dr Magdeburg, St Florentina, St Silverius - Paus ke 58, Beata Michalina)

Bacaan I 2Raja-Raja 17:5-8.13-15a.18

Mazmur Tanggapan Mzm 60:3.4-5.12-13

Injil Matius 7:1-5

"Janganlah menghakimi...."Mat 7:1

(Nolite iudicàre..)


KITA miliki sesuatu yang luar biasa? Itulah modal dasar untuk berkembang dalam hidup. Termasuk demi kepentingan hidup yang lebih luas. Maka, berjuanglah!


SEGALA kelebihan punya kita, kata orang bijak, bukanlah modal kuat untuk menghakimi atau nistakan sesama 'yang berkekurangan.' Itu bukanlah panji-panji kemenangan untuk menghakimi sesama yang kurang beruntung jalan hidupnya. 


 'JIKA Anda terbilang dari kalangan orang cerdik pandai, janganlah nistakan yang kurang pandai; jika Anda  orang berada, janganlah mencela orang miskin, berketerbatasan dan sederhana; dan jika Anda sungguh merasa diri orang benar dan teramat saleh, janganlah segera bersombong rohani untuk mengkafirkan dan melaknatkan sesama 'yang berdebu hidup.'


MARILAH kita bersyukur atas segala karunia yang Tuhan berikan. Itu semua bukanlah 'kekuatan punya kita'  untuk mendamprat yang kurang beruntung nasib atau yang hidup dalam kesuraman.


KATA si bijak pula, "Di hadapan sesama, kita tidaklah lebih tinggi, pun tidaklah lebih rendah. Tetapi bahwa kita tetaplah unik." Di atas segalanya, di hadapan Allah, kita adalah insan-insan  yang dikasihiNya. 


BISA terjadi bahwa kita terlalu merasa diri sebagai 'superman-superwoman' untuk rajin berisik dan berbisik sana-sini tentang kekurangan dan kelemahan orang lain!

Atau juga sebaliknya bahwa kita sendiri merasa minder akan keterbatasan diri sendiri. Hingga kita lupa akan kata-kata Tuhan yang terus meneguhkan dan memberi pengharapan. 


JIKA dunia dilihat dan dialami sebagai rumah tinggal bersama, betapa alam kedamaian dan citra keasrian hidup lah yang pasti diusahakan. Tetapi, jika dunia dilihat tak ubah hanya sebatas 'arena tarung kompetisi,' maka 'sikap baku gigit, baku sikut atau baku jegal' sungguh jadi sengit.' 


DALAM 'dunia baku gigit dan saling serang' itu kerja kita pasti hanya sebatas "mencari selumbar di mata orang lain; dan kita tak pernah tahu atau tak akui akan balok yang menempel nyaman di dalam bola mata sendiri."


TETAPI, TUHAN tetap menghendaki agar kita hidup dalam Kasih Persaudaraan. Jika kita memandang sesama dengan ''mata kasih'' kita pasti akan memandangnya dalam cahaya penuh harapan dan dalam kehangatan doa yang tulus dan jujur. 


Bukan kah demikian?


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin

Posting Komentar

0 Komentar