Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK ; TUHAN pasti sudah tahu semua gerak dan segala isi hati kita.

 Kamis, 16 Juni 2022

foto diskusi parsipatif
Pos Pengeluaran dari sebagian besar keluarga semakian banyak saat ini, baik dari segi jumlah maupun jenis pengerluaran. Hasil diskusi dengan komunitas, pengeluaran untuk urusan adat dan sosial kemasyarakat cenderung meningkat, khusus acara pengumpulan dana untuk nikah (kumpul kope) dan pendidikan (pesta sekolah) dari segi nilai rupiah yang disiapkan oleh satu keluarga dengan rentangan Rp.100.000 - Rp 700.000 (digunakan untuk beri dukungan, beli sopi dan daging pada saat acara berlangsung) untuk 1 kali acara pengumpulan dana. Hampir setiap tahun kegiatan pengumpulan dana dilaksanakan sehingga menjadi pengeluaran rutin tahunan dari setiap Rumah Tangga. Orang bilang hal ini positip sebagai modal atau dukungan sosial tetapi kalau kita melihat kemampuan finansial dari mereka sesungguhnya kebiasaan ini perlu dipikirkan lagi, dikritisi, sebab bisa menjadi beban, kenapa tidak? pendapatan rendah tetapi pengeluaran cukup tinggi sehingga tidak salah mereka meminjam sana sini untuk mendapatkan uang tanpa pikir lagi nilai bunga pinjaman, mereka terlilit utang. Tidak heran ada yang sampai gadai hingga jual tanah, ya untuk dapat uang. Belum lagi pengeluaran untuk acara sambut baru yang terus meningkat juga. Hasil pertanian menurun tapi kontrol terhadap pengeluaran tidak menjadi perhatian. Melek Keuangan mesti diajarkan terus, diperparah lagi dalam pos pengeluaran tidak ada untuk menabung demi masa depan. Salam sehat dan Akal Sehat,

(Pekan Biasa XI, St Yohanes Fransiskus Regis)*
Pater Kons Beo, SVD


Bacaan I Putera Sirakh 48:1-14

Mazmur Tanggapan Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7

Injil Matius 6:7-15

"Mereka menyangka doanya akan dikabulkan..." Mat 6:7

(Putant enim quid in multilòquio suo exaudiàntur)


DOA berarti pulang kepada Tuhan. Kembali ke ASAL segala kita. Dalam kepasrahan diri teramat total. Dibalut hati penuh rindu: "TUHAN, kembali kusujud berlutut sejenak di hadapan Takhta KasihMu."


TUHAN pasti sudah tahu semua gerak dan segala isi hati kita. Tinggal bagaimana kita 'buka ruang dan cari waktu.' Demi bertafakur padaNya. Penuh ketulusan hati. 


MAKA, Tuhan hanya butuh kehadiran kita. Tuhan butuh waktu kita untuk berjedah. Semenit dua hadir di hadapanNya. Demi satu perjumpaan penuh kekeluargaan. Antara seorang anak yang menjumpai BAPA-IBUnya.


SEBAB itulah, seturut Yesus, janganlah membingkai kerangka doa dengan kata-kata tak jelas awal dan akhirnya. Artinya, bahwa doa terlalu disumpeki dan dijejali dengan hamburan dan semburan kata-kata.  


"SEBAB Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepadaNya" (Mat 6:8). Maka, ungkapkan dengan sederhana dalam kata. Pun dalam harapan penuh hening di sudut hati. Terkadang kita hanya bersimpuh penuh keteduhan. Di situ  kan kita dapati suara Tuhan: Tentang apa sebenarnya yang mesti kita sikapi. Demikian pun ucapan syukur dan trimakasih itulah nyanyian doa kita.


DOA bukanlah satu strategi bungkus apa pun kehendak sendiri. Dan lalu paksa 'turunkan Tuhan' untuk mendesakNya mengiyakan apa yang kita rancangkan! Sumpah serapah dan tindakan buruk dan seram terhadap sesama dengan memanipulasi Nama Tuhan adalah pelanggaran serius terhadap _hak asasi Tuhan_ yang berbelasih dan penuh pengampunan.


BAGAIMANA pun dalam doa, setiap kita menjadi teramat polos, jujur, terbuka dan telanjang. Sebab Allah mengetahui segala kita 'yang nampak, pun yang tersembunyi.' Tetapi, di situlah keceriahan hati menjadi penuh. 


SEBAB doa mendidik kita untuk 'tahu pulang pada Tuhan  Pencipta. Agar kita tetap berkarib mesrah pada sesama. Dan tak lupa agar kita jadi lebih peka terhadap diri sendiri.'


Bukan kah demikian?


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin.

Posting Komentar

0 Komentar