Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK : DUNIA, ya alam kebersamaan ini memang mesti dijauhkan dari segala dari keributan besar

 Kamis, 02 Juni 2022

Pater Rino,SVD bersama Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi, Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Keuskupan Ruteng menjelaskan tentang Melek Keuangan kepada umat di KBG Kornelius


(Pekan VII Paskah, St Erasmus, St Marselinus, St Petrus Diakon)
Bacaan I Kisah Para Rasul 22:30; 23:6-11
Mazmur Tanggapan Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Injil Yohanes 17:20-26

"Maka terjadilah keributan besar...." Kis 23:9

(Factus est autem clamor magnus)


DUNIA tetap seru dengan baku ambil kata. Tentu ini tak sekedar kata-kata kosong, kering dan lapuk,  yang hanya disusun dalam rangkaian kalimat demi kalimat datar! Tidak.

KALIMAT demi kalimat tentu punya isyarat maha dalam. Sebab kata-kata  berkalimat itu ungkapkan pikiran serta semburkan rasa terpendam. Kata-kata yang terangkai dalam kalimat pun tegaskan warna-warni pelangi kehendak hati. 

TERHADAP satu kenyataan, setiap kita nampaknya miliki kedaulatan pribadi untuk menilisiknya. Tentu di belakangnya, ada sekian banyak hal yang bisa berpengaruh. Rupa-rupa orang dan kelompok dengan sekian sudut pandang, ramailah pula cara menangkapnya.

BETAPA mulialah hati kita yang mampu menangkap kenyataan yang sebenarnya. Sebab di situ kita sungguh berada dalam alam istana kebenaran. Dan bukan kah 'kebenaran itu tentu memerdekakan kita' (cf Yoh 8:32)?

RASUL Paulus ditangkap di kota Yerusalem. Ternyata itu bukan hanya karena kata-katanya. Tidak hanya karena pewartaannya. Semuanya berakar lebih pada keyakinannya akan Yesus. Dalam Yesus ada kebangkitan dan kemenangan. Ya, karena aku mengharapkan kebangkitan orang mati" (Kis 23:6). 

BAGI kita kebangkitan bukan hanya soal kebangkitan dari alam maut di hari yang akan datang. Kebangkitan selalu berarti kibarkan panji-panji nilai kehidupan!

Alam mesti menjadi hidup. Sesama mesti dihidupakan dalam harapan! Apapun kebersamaan hidup di antara manusia mesti dihembuskan dalam ungkapan diri 'yang menghidupkan.' 

RASUL Paulus mengharapkan kebangkitan orang mati. Sebab itulah ia mewartakan Kristus yang hidup dan selalu menghidupkan. Iman akan kebangkitan selalu menarik kita untuk berpihak pada nilai-nilai kehidupan.


DUNIA tak boleh redup oleh sekian banyak teror yang menjurus pada 'kematian akal sehat, kematian rasa, kematian alam hidup ceriah dan spontan, kematian rasa kekariban, kekerabatan serta rasa dan kekeluargaan.

DUNIA, ya alam kebersamaan ini memang mesti dijauhkan dari segala dari keributan besar. Tetapi, hal ini menuntut ketenangan, kesabaran, serta penguasaan diri. Lebih dari itu, semua kita dipanggil untuk saling menghargai. Pun dalam keyakinan yang berbeda satu dengan yang lain. Sebab itulah 'janganlah terlalu ringan ucapkan kafir, najis, buruk pun dungu pada sesama.'

SANTO FRANSISKUS ASISI punya satu keyakinan mulia: Saat engkau tak menghargai sesamamu (dalam kata dan sikap), saat itu juga jembatan menuju kekudusan pribadi jadi runtuh. Maka, yakin akan kebangkitan orang mati, namun tanpa kerendahan hati, ketenangan dan kesabaran demi 'memenangkan sesama' bagi Kristus yang hidup, tetaplah menjadi tantangan terberat dalam iman. Namun, kita sanggup lewati tantangan itu.


Verbo Dei Amorem Spiranti


Tuhan memberkati

Amin. Alleluia

Posting Komentar

0 Komentar