Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK ; BERSYUKURLAH atas segala kisah indah yang membawa senyum segar ceriah di hati.

Rabu, 01 Juni 2022

Kebersamaan,  umat di KBG Santa Perawan Maria, Wilayah III, Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Keuskupan Ruteng merayakan misa penutupan bulan Rosario,Senin (30/5/2022)

(Pekan VII Paskah, St Pamphilus dr Kaisarea, St Yustinus-martir)

P. Kons Beo, SVD

Bacaan I Kisah Para Rasul 20:28-38

Mazmur Tanggapan Mzm 68:29-30.33-35a.35b.35c

Injil Yohanes 17:11b-19


"Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karuniaNya..."

Kis 20:32

(Et nunc commendo vos Deo, et verbo gratiae ipsius...)


ADAKAH satu relasi abadi yang terbentuk di antara manusia? Bisa terjadi hanya karena tempat dan waktu maka kita bisa berpadu dalam kebersamaan. Bisa  terjadi pula karena tautan kepentingan, maka kita bisa berkarib. Selebihnya, pada saatnya, semua akan berakhir di lintasan kenangan. 


DI JALAN hidup ini, terdapat sekian banyak 'siapa dan apa' yang kita akrabi. Semuanya jadi harta terindah yang kita simpan dalam lumbung ingatan dan rasa hati kita. Karena semua inilah maka kita dapat hidup dan berkembang pula dalam hidup ini.


BERSYUKURLAH atas segala kisah indah yang membawa senyum segar ceriah di hati. Bahwa ada sekian banyak hal yang membawa keterpesonaan. Membangkitkan decak kagum.


TETAPI, tetaplah teguh dalam dunia yang penuh ujian. Bahwa dunia punya iramanya sendiri. Dalam dunia, terdapat aneka sudut pandang yang sulit atau bahkan tak kita pahami. Tetaplah merendah bahwa kita adalah 'salah satu dari sekian banyak isi dan cara berpikir serta merasa.' 


MAKA, kita segera menjadi tahu bahwa kita  bukanlah segalanya. Kita tak sepenuhnya sempurna memahami isi dunia dan segala pergerakannya. Namun, adakah sesuatu yang pantas kita sikapi?


KISAH perpisahan Paulus dan jemaat Efesus kiranya bisa menjadi narasi inspiratif. Semuanya agar kita belajar 'melepaskan apa yang kita raih' ke dalam tangan Tuhan. Biarkan berlalu segalanya dalam kuasa Tuhan yang adalah segalanya. 


BANYAK hal yang diajarkan Rasul Paulus. Ia gemilang dalam pewartaan. Ia teguh dalam pengajaran tentang Kristus, yang dibalut pula oleh imannya yang tangguh akan Kristus itu. Di atas segalanya, di Efesus, di hari perpisahan itu, Rasul Paulus, pada saatnya, mesti 'menyerahkan, membiarkan, menaruh serta mendoakan umat ke dalam penyelenggaraan Tuhan.'


DI TITIK ini, kita berani untuk belajar mengakui bahwa apa yang 'kita lihat, kita katakan, kita yakini, kita sikapi, kita teropong, kita ungkapan, dan kita nilai' amatlah rapuh di luar apa yang sesungguhnya dilihat dan dikehendaki Tuhan. 

Sebab itulah, kita memang mesti belajar berpasrah pada Tuhan. 


DI pelabuhan kota Efesus, 'wajah Paulus untuk terakhir kali dilihat.' Tetapi, ada kah hal yang perlu dicemaskan Rasul Paulus jika ada keyakinan dalam penyelenggaraan Tuhan? Mesti kah ada kerisauan yang menggumpal  di dalam firman Tuhan yang tetap akan bertumbuh dan berbuah? 


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin. Alleluia.

Posting Komentar

0 Komentar