Pater Kons Beo, SVD |
(Pekan Suci, St Julius I-Paus ke 35, St Yoseph Moscati, St Zenon dr Verona)
Bacaan I Yesaya 49:1-6
Mazmur Tanggapan Mz 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17
Injil Yohanes 13:21-33.36-38
"...tetapi kelak engkau akan mengikuti AKU" Yoh 13:36
(sequèris autem pòstea)
HIDUP ini ditimbuni banyak pertanyaan. Ada pertanyaan yang hanyalah sebuah pertanyaan belaka! Sebab sering ia tak hiraukan sebuah jawaban pasti. Bahkan untuk sebuah jawaban saat kini. Hanyalah sebuah pertanyaan untuk direnungkan.
NAMUN, hidup penuh pertanyaan yang tanpa jawaban pasti itu tetap membangkitkan semangat. Ada kerinduan untuk berlangkah. Mencari dan terus mencari. Hari demi hari. Demi menemukan sebuah jawaban yang walau masih terbuka.
SAAT ini hidup itu memang didera variasi ketakpastian. Banyak jalan berliku yang mesti disusuri. Gumpalan asap panas dan kabul tebal kehidupan yang mesti diterobos. Tetapi, mesti kah kita harus terbujur kaku oleh rasa putus asa?
ADA keyakinan bahwa hidup kristiani itu adalah satu perjalanan tanpa peta. Tanpa satu kepastian irama hidup yang baku. Yang ditebalkan dengan sekian banyak keharusan.
SAAT ini, biarlah kita tak pahami sepenuhnya pribadi Yesus. Akan segala kata dan ajaranNya. Kita masih tetap jauh dan terseret tertati-tati dari keagungan PRIBADI-NYA.
TETAPI, dalam diri kita selalu terbit kerinduan yang memberi asa. Ada harapan untuk tetap berlangkah. Kegagalan bukanlah area terakhir untuk menyerah.
'HARI ini kita bisa berdiri dalam jarak aman demi diri sendiri. Menatap Tuhan yang diadili. Kita bahkan bisa menyangkal dan terus menyangkal Tuhan. Segala kisah Petrus telah menjadi kisah kita pula.' Tetapi, apa kah Tuhan mesti kalah akan dalam KasihNya akan Petrus dan akan kita?
DI SUATU HARI nanti, ada saatnya, dalam iman, pengharapan dan kasih yang sungguh akan Tuhan, dalam ziarah hidup yang masih terus berlalu, kita akan pahami gema kata-kata Tuhan: 'Kelak engkau akan mengikuti Aku...'
ADAKAH keyakinan dalam diri kita bahwa sesama pun, dalam waktu dan terutama dalam harapan yang teguh, dapat dimenangkan oleh Kasih Tuhan? Untuk kembali dapat mengikuti Tuhan?
Di titik ini kita mesti rendah hati mengakui: Tuhan selalu agung dalam kasihNya. Bagi kita pun terhadap sesama!
Tuhan memberkati
Amin...
[12/4 18.18] Pater KONS BEO: *Rabu, 13 April 2022*
*(Pekan Suci, St Martin I - Paus ke 74)*
Bacaan I Yesaya 50:4-9a
Mazmur Tanggapan Mz 69:8-10.21-22.31.33-34
Injil Matius 26:14-25
"Bukan aku, ya Tuhan?" Mat 26:22
(Numquid ego sum Domine)
KITA memang mesti hati-hati dengan gelagat pencitraan diri. Benar, bahwa kita mesti punya rasa hati tergugah. Demi menjadi pribadi jempolan. Yang bebas dari segala situasi dan sisi suram.
KITA bertarung untuk pertahankan gambaran diri tanpa cacat. Ada selalu pada area positif. Kita pastikan diri sendiri selalu di zona keharuman. Kita benar-benar ingin tercitra dan terakui istimewa.
GELORA hati seperti ini bisa semakin menggelembung. Ini terutama ketika terjadi satu dua kisah suram. 'Bukan aku dan kami! Tapi kamu, dia, mereka itulah yang jadi sumber keonaran.' Betapa ada kecenderungan posisikan diri dan kelompok sendiri pada lingkaran positif. Dan pasti 'yang bukan kami lah' yang jadi sumber berbagai eror.
PENCITRAAN diri yang sengit sering tanpa sadar lambungkan 'kegagahan' diri sendiri. Dan adalah ketidakhebatan sesama diracik sebagai modal telak untuk menanjakkan peringkat diri. Suatu 'keuntungan' yang mesti dimanfaatkan.
DI PERJAMUAN malam itu ada perasaan sedih teramat dalam di lubuk hati para murid. Sebab kata Yesus, "Sesungguhnya seorang dari kamu akan menyerahkan AKU" (Mt 26:21). Adalah lebih mudah bagi masing-masing murid untuk mengatakan: 'Bukan aku, ya Tuhan?'
DI HADAPAN salib dan derita Tuhan, patutlah kita akui tulus. Ada salah dan dosa yang mesti ditanggung Tuhan. KasihNya sungguh mulia untuk membawa kita di jalan keselamatan.
ADA sekian banyak sesama yang jauh dari senonoh jalan hidup dan tingkahnya. Apakah kita membawanya penuh tulus walau hanya dalam sepotong doa penuh harapan? Atau kita hanya sebatas, "Yang penting _bukan aku, ya Tuhan?"
Tuhan memberkati
Amin
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar