Yayasan Ayo Indonesia dan UPTD Puskesmas Wae Codi kerjasama selenggarakan
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf Puskesmas Tentang Layanan Kesehatan
Inklusif Terhadap Disabilitas Netra Dan Fisik
Umpungjayasiar.com, RUTENG. Yayasan Ayo Indonesia dengan UPTD
Puskesmas Wae Codi bekerjasama menyelenggarakan
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf Puskesmas tentang Layanan Kesehatan
Inklusif Terhadap Disabilitas Netra Dan Fisik, Jumaat (17/3/2021), bertempat di
Aula Puskesmas Wae Codi. Peserta pelatihan berjumlah, 25 orang, terdiri dari Kepala dan 6 staf puskesmas
Wae Codi, 2 staf dari masing-masing Puskesmas Pembantu Bere, Compang Ciba, Lenda,
Bangka Ara, Timbu , Latung, Golomondo, Wae Renca dan 2 staf Pos Kesehatan Desa Wae
Codi.
Yakobus Roka, Penanggungjawab Program
disabiltas di Yayasan Ayo Indonesia, dalam penyampaian tentang latar belakang
dan tujuan kegiatan ini kepada para peserta mengatakan bahwa kegiatan ini didukung oleh Lembaga No Leprosy Remains (NLR)
Indonesia.
Kegiatan ini, tegas Jack bertujuan agar Para
Peserta 1). memahami
standar pelayanan klinis bagi penyandang disabilitas netra dan fisik dalam memberikan pelayanan kepada pasien di wilayah
kerja Puskesmas Wae Codi. Dan 2). mengetahui dan mengerti ragam disabilitas serta
pengenalan fisioterapi.
Yayasan Ayo Indonesia, kata Jack berkomitmen untuk mewujudkan salah satu Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa mengenai hak-hak penyandang disabilitas atau biasa disebut Convention on the Rights of Persons with Disability (CRPD) dimana para penyandang disabilitas mempunyai hak mendapatkan pelayanan Kesehatan yang ramah terhadap mereka dari segi aksesibilitas fisik.
Negara kita pun, lanjut Jack merespon
lahirnya konvensi ini dengan meratifikasinya melalui Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2011. Selanjutnya, atas berbagai pertimbangan tentang upaya Negara
melindungi warganya tanpa diskriminasi, maka lahirlah UU No 8 Tahun 2016
tentang penyandang disabilitas, yang diantaranya mengatur tentang hak-hak
penyandang disabilitas dan kewajiban Negara. Dalam Permenkes Nomor 43 Tahun
2019, Pasal 12 mengatur tentang aksesibilitas fisik Puskesmas dengan menyatakan
bahwa bangunan puskesmas yang didirikan harus memberi kemudahan bagi semua
orang termasuk penyandang disabilitas, anak-anak dan orang lanjut usia.
Kepada
para peserta Jack juga menjelaskan
tentang ragam disabilitas, menurut Undang-undang No.8/2016
tentang penyandang disabilitas, ragam disabilitas yang dimaksud, antara lain Disabilitas fisik, Disabilitas mental, Disabilitas Intelektual,
Disabilitas Sensorik, dan Disabilitas ganda.
Melkior Akong, Kepala
UPTD Puskesmas Wae Codi dalam kata sambuatannya sebelum membuka acara pelatihan
secara resmi mengungkapkan, saya menyampaikan berterima kasih kepada Yayasan
Ayo Indonesia yang telah memberikan pengetahuan serta informasi tentang tata
cara pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas, khususnya disabilitas
netra dan fisik kepada tenaga Kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan
Pos Kesehatan Desa di Wae Codi.
Lebih lanjut,
dia menuturkan dengan kegiatan ini setidaknya tenaga kesehatan dapat membedakan
ragam disabilitas serta mampu mengidentifikasi kondisi difabel sehingga dalam
memberikan pelayanan, para petugas bisa melayani sesuai kondisi yang dialami
difabel. Komitmen kami ke depan menyebarluaskan pengetahuan ini kepada
masyarakat agar mereka mengerti dan memahami kebutuhan penerima layanan, dalam
hal ini masyarakat yang membutuhkan layanan tidak terkecuali bagi semua kaum
disabilitas/difabel.
Sementara dari
sudut pemenuhan akan sarana dan prasarana, tambah Melkior kami hanya bersifat
mengusulkan ke pihak yang lebih tinggi dalam hal ini Dinas Kesehatan dan pihak
terkait. Namun upaya konkrit dari kami bersama
Yayasan Ayo Indonesia berkaitan dengan
Rudolfus
Gonherdis, Pemateri menjelaskan dan mengajarkan kepada para peserta tentang
tata cara melayani disabilitas netra, mulai dari cara menuntun saat di pintu
masuk, saat memberikan nomor antrian, saat pemeriksaan dan sampai pada
pemberian obat.
Sedangkan Maria K. Gading, pemateri dari Yayasan St. Damian Cancar
mengajarkan para peserta
tentang cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas fisik dan pengenalan tehnik fisioterapi.
Kesan peserta tentang pelatihan
Robertus
Karmanto,S.Kep, tenaga Kesehatan di Puskesmas Wae Codi, yang menjadi salah satu
peserta mengatakan bahwa kegiatan ini sangat baik, dan baru pertama kali dibuat
di Puskesmas Wae Codi, selama ini kadang penyandang disabilitas kurang mendapat
perhatian khusus terutama dalam pelayanan kesehatan. Terkait fasilitas fisik
sebaiknya perlu memperhatikan aksesibilitas agar ramah bagi semua orang
termasuk penyandang disabilitas. Dia juga berharap dengan kegiatan ini menjadi
bekal bagi para tenaga Kesehatan karena pengetahuan tetang penyandang
disabilitas masih minim.
Tinneke
Margaretha, A.Md, peserta lain di tempat yang sama mengungkapkan bahwa kami
sebagai petugas kesehatan sangat bersyukur dan berterima kasih atas pelatihan tentang
Tata Cara Penanganan disabilitas Netra dan Fisik sehingga begitu banyak hal
yang kami pelajari, amati dan pahami mengenai gestur atau gerakan tubuh sebagai
bahasa isyarat yang harus diketahui.
Dia
menambahkan pelatihan ini sangat bernilai bagi kami, yang belum pernah kami praktekkan
dalam melayani kaum disabilitas dengan demikian kami perlu membangun kepedulian
kepada mereka lewat sikap empati dan peduli dengan cara mengajak mereka untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan penuh kesabaran. Harapan kami kepada Yayasan ayo Indonesia, lanjutnya untuk
tetap berkomitmen dalam memberikan pelatihan bagi kami Petugas Kesehatan, kami
tunggu pelatihan berikutnya mengenai cara melayani para penyandangan disabilitas
Rungu dan Wicara.
Pada akhir
kegiatan, Yayasan Ayo Indonesia dan UPTD Puskemas Wae Codi sepakat untuk
menindaklanjuti dua kegiatan untuk dikerjakan Bersama, yaitu 1) Melakukan
kunjungan ulang untuk mengidetifikasi semua penyandang disabilitas di wilayah
Puskesmas Wae Codi sesuai data dari Dinas Sosial Kabupaten Manggarai ada 379
orang.dan 2). Membentuk Tim pelayanan supaya lebih mendekatkan pelayanan
kesehatan kapada penyandang disabilitas dalam bentuk kunjungan rumah serta kunjungan
berkala setiap bulan untuk memberikan pemeriksaan dan pengobatan.
Penulis : Rikhardus Roden Urut/Yakobus Roka
Sedang menikmati segelas kopi arabika khas Manggarai Flores |
0 Komentar