UMPUNGJAYASIAR.COM
[18.37, 14/11/2021] Pater
KONS BEO: Pekan Biasa XXXIII - St Albertus Magus)
Bacaan I Makabe
1:10-15.41-43.54-57.62-64.
Mazmur
119:53.61.134.150.155.158
Injil Lukas 18:35-43.
"Sebuah tong yang penuh
dengan pengetahuan belum tentu sama nilainya dengan setetes budi pengerti"
(Pytagoras - Abad SM - Yunani)
KITA bisa menjadi 'besar' oleh
satu keterbukaan. Saat otak kita terbuka, dan juga ketika di hati kita selalu
ada bagi yang lain.
DARI banyak hal kita dapat
belajar. Tentu juga dari aneka kisah dan berbagai pengalaman kita dapat menarik
sekian banyak pesan kehidupan.
BILA jalan hidup itu adalah
pintalan aneka perjumpaan, maka dari situ pula kita belajar bersahabat dengan
sesama. Pun belajar menghormati kedaulatan alam dan lingkungan.
JALAN HIDUP St Albertus Magnus
adalah lintasan keteladanan dalam sikap belajarnya yang unggul. Akal budi
(pikiran) ini sepatutnya berkembang. Untuk tak hanya tinggal pada 'yang itu-itu
saja.'
HATI pun mesti terbuka untuk
berani diterangi oleh siapapun dan apapun. St Albertus Magnus menjadi luar
biasa karena jalan hidupnya yang diilhami oleh pengetahuan akan Kitab Suci dan
Ilmu Pengetahuan.
TETAPI di atas segalanya, ia
pun belajar dari sesama dan dari berbagai perjumpaan. Belajar memang menuntut
kerendahan hati. Mencintai ilmu pengetahuan itu menuntut kesabaran, kesetiaan
dan pengorbanan.
BUKAN KAH sebuah buku itu lahir
dari sikap penuh kerendahan hati untuk rela 'jadi tahanan meja dan kursi?' St
Thomas Aquino adalah pemikir unggul dalam Gereja. Dari St Albertus Magnus yang
adalah gurunya, ia tentu tak cuma menimbah ilmu pengetahuan. Tapi bagaimana
juga harus belajar 'diam untuk mencintai kursi dan meja tulis' itu.
Verbo Dei Amorem Spiranti
St Albertus Magnus, doakanlah
kami.
Tuhan memberkati.
Amin
[18.41, 15/11/2021] Pater KONS
BEO: Selasa, 16 November 2021
(Pekan Biasa XXXIII - St
Eucherius dr Lyon, Sta Getrudis, Sta Margaretha dr Scotlandia, St Othmar)
Bacaan I 2Makabe 6:18-31
Mazmur 3:2-3.4-5.6-7
Ijiil Lukas 19:1-10
"Orang yang dilimpahi
banyak karunia, dituntut untuk berbuat banyak kebaikan" - John F Kennedy,
Presiden AS ke 35, 1917-1963: Luk 19:10
(Anak Manusia memang datang
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang).
ADA yang hilang atau dihilangkan
dari diri kita. Itulah orang-orang yang tak punya tempat lagi di pikiran dan
hati kita.
ADA arena khusus di luar hati
yang kita ciptakan. Di situlah orang-orang terkucil itu kita borgol dan
sekap. Untuk tak boleh pulang ke hati kita.
SEKIAN banyak saudara-saudari
kita terpental dari jalan hidup kita. Semuanya karena gaya, irama, dan
perilaku hidup yang ternilai kumuh dan kusam. Serta dianggap telah menyakitkan
hati kita.
KITA sering bicara pengampunan,
namun merawat kebencian; Kita rajin bicara tentang penerimaan, tapi
gencar memelihara penolakan; Kita semangat berkampanye pro damai dan
kelemahlembutan, tetapi tetap lestarikan kebencian dan penghinaan.
ZAKHEUS, di mata publik, adalah
persona non grata. Dia adalah bagian dari kelompok manusia terkucil. Dan
ditatap penuh sinis.
NAMUN dari bola mata Tuhan,
tetap terpancar cahaya KASIH. Untuk mencari dan menemukannya kembali. Sebab
"Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini..." (Luk 19:9). Atas
pribadi Zakheus serta seisi rumahnya.
MAKA, pandanglah saudaramu,
tetanggamu, rekan kerjamu, dan siapapun dengan mata Kasih. Siapkan, bukalah dan
sejukanlah hatimu. Carilah dan panggillah ia pulang. Untuk kembali tinggal di
hatimu. Kemuridan kristiani adalah karunia untuk melestarikan Kasih Tuhan.
Untuk berbuat kebaikan. Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
[18.25, 16/11/2021] Pater KONS
BEO: Rabu, 17 November 2021
(Pekan Biasa XXXIII - St
Elisabet dr Hungaria)
Bacaan I 2Makabe 7:20-31
Mazmur 17:1.5-6.8b.15
Injil Lukas 19:11-28
"Bagaimana bisa aku
mengenakan sebuah mahkota emas ketika Tuhan mengenakan mahkota duri? Dan IA
mengenakannya padaku" (St Elisabet dr Hungaria)
BANYAK jalan demi menggapai
sukses. Banyak keberhasilan telah diraih. Di situlah harapan dan impian tiba
pada kenyataannya.
KEDUDUKAN, pangkat, kuasa,
jabatan, posisi, ataupun harta bukanlah sandungan! Saat semuanya diraih melalui
perjuangan, usaha dan kerja keras di jalan benar. Pun ketika satu kepercayaan
telah diberikan.
BAKAT, minat, potensi, serta
segala kemampuan diri memang harus dikembangkan. Diusahakan untuk berbuah dan
menghasilkan.
TAK pernah ada hasil jika
'melipat tangan dan tidur panjang' jadi satu kesukaan dan kebiasaan. Tak ada
sukses tanpa pengorbanan. Tiada perjuangan.
JIKA segala yang diraih itu
adalah mahkota emas dalam hidup, maka St Elisabet dari Hungaria ingatkan kita
akan mahkota salib Tuhan. Yang mesti kita kenakan pula. Yang jadi inspirasi
kehidupan kristiani.
MAHKOTA Salib itu berkisah
tentang pengorbanan demi sesama. Karenanya, segala mahkota emas pencapaian itu
sepantasnya jadi persembahan bagi sesama pula. Tak boleh hanya demi sendiri.
KELEKATAN hati pada harta,
pangkat dan kuasa dengan segala jaminan di baliknya, sering jadi halangan berat
dan serius untuk mengenakan mahkota duri.
TETAPI, kata-kata St
Elisabet dari Hungaria itu sebenarnya bisa juga jadi satu alarm tegas. Agar tak
usalah kita bertarung sejadinya untuk 'sembunyikan segala mahkota emas raihan
kita.' Dan lalu berpura-pura mengenakan mahkota duri.
Verbo Dei Amorem Spiranti
St Elisabet dr Hungaria,
doakanlah kami.Amin
0 Komentar