Header Ads Widget

Gerakan Gereja hadir dari Paroki Santo Pio Langke Majok, Keuskupan Ruteng

UMPUNGJAYASIAR.COM






Keluarga Disabilitas di Paroki Langke Majok terima bantuan bibit babi

umpungjayasiar.com, Ruteng.Yayasan Bina Swadaya, salah satu lembaga dalam Jaringan Masyarakat Katolik Mengatasi Covid (JMKC) melalui Yayasan Ayo Indonesia Ruteng, Selasa (22/02/2021) menyerahkan bantuan bibit babi sebanyak 8 ekor kepada 8 keluarga dari Para Penyandang Disabilitas yang bergabung ke dalam Kelompok Difabel Moeng Mose Langke Majok, Desa Nao dan Tungku Mose Jaong, Desa Jaong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Acara Penyerahan bantuan dihadiri oleh Ketua Forum Pastoral Inklusi Paroki Santu Pio Langke Majok, Staf lapangan program difabel dari Yayasan Ayo Indonesia dan Keluarga-keluarga penerima bantuan.

Pada acara penyerahan bantuan tersebut Richardus Roden Urut, Manager Program Pemberdayaan di Yayasan Ayo Indonesia kepada peneriman bantuan menegaskan bahwa bantuan bibit babi ini merupakan dukungan dari Yayasan Bina Swadaya Jakarta, anggota Jaringan Masyarakat Katolik Mengatasi Covid (JKMC) terhadap komitmen dari Yayasan Ayo Indonesia untuk memberdayakan keluarga-keluarga dari para penyandang difabel dan penyandang disabilitas sendiri secara ekonomi, dengan cara meningkatkan jumlah sumber pendapatan mereka melalui usaha sayur-sayuran dan pemeliharaan ternak babi. Jadi dengan bantuan ini sumber pendapatan kalian akan bertambah, misalnya nanti kamu menjual bibit babi untuk menambah pendapatan. Jika pendapatan anda sekalian cukup maka diharapkan di masa mendatang harus menunjukkan kemandirian dalam membangun ekonomi keluarga.

“Kami berharap penerima bantuan ini lebih semangat lagi menanam sayur-sayuran untuk tujuan ekonomi dan gizi sebab ke depan kotoran ternak sebagai bahan baku pupuk organik akan cukup tersedia. Tidak ada alasan lagi bagi kalian untuk membiarkan lahan-lahan di sekitar rumah tidak ditumbuhi aneka sayur-sayuran sehat. Lahan yang kalian miliki adalah asset yang bisa menjadi sumber uang dan juga makanan bergizi,”pinta Richard.

Menanam sayur-sayuran dan memelihara ternak, lanjut Richard satu keharusan untuk meningkatkan pendapatan sebab pada pelatihan melek keuangan (financial literacy) yang dihadiri oleh penerima bantuan babi, terungkap fakta dimana persoalan kekurangan uang pada setiap tahun dialami oleh semua keluarga-keluarga dari penyandang disabilitas. Pada bulan Januari hingga april adalah bulan-bulan paceklik. Penghasilan dari hasil kebun dan pekarangan tidak mencukupi sementara pengeluaran keluarga terus meningkat. Jika situasi ini tidak diperbaiki maka sebagian kebutuhan dasar dari anggota keluarga khususnya anak-anak penyandang disabilitas tidak terpenuhi.

Yohanes Madji, A.Md,Ketua Forum Pastoral Inklusi Paroki Santu Pio Langke Majok pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Bina Swadaya yang ikut ambil bagian dalam mendukung misi Forum, yaitu meningkatkan kesejahteraan keluarga-keluarga dari difabel dan para penyandang disabilitas sendiri dengan mengembangkan usaha sayur-sayuran untuk tujuan ekonomi, gizi dan ekologi.

“Saat ini forum belum memiliki dana sendiri untuk menjalankan program-program pemberdayaan keluarga difabel dan para penyandang difabel, namun yang telah dilakukan Forum adalah membangun komunikasi dengan Pemerintah Desa agar Dana Desa juga dialokasi untuk pemenuhan hak-hak ekonomi dari para penyandang disabilitas. Pemerintah Desa Nao sejauh ini menyatakan telah mengalokasikan dana untuk pemberdayaan ekonomi dari keluarga para penyandang disabilitas,”kata Jhon

Jhon juga menambahkan bahwa program pemberdayaan bagi Keluarga disabilitas dan Penyandang disabilitas sangat mendesak karena selama ini, dari hasil pendataan dan evaluasi tahunan bersama mereka, persoalan kekurangan uang pada bulan-bulan tertentu, seperti januari hinggga april masih saja terjadi. Situasi ini semakin sulit di masa pandemi Covid 19, beruntung sebagian dari kalian telah menjadi anggota Koperasi Kredit, sehingga dimasa sulit mereka bisa meminjamkan uang di Koperasi dengan bunga terjangkau dan dicicil setiap bulan untuk bisa membeli beras.

“Maka anda sekalian penerima bantuan babi, saya minta untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah dengan menanam sayur-sayuran untuk tujuan ekonomi dan makan sendiri, agar kamu sekeluarga sehat dan berkecukupan gizi,”tegas Jhon Madji yang juga bertugas sebagai Ketua PSE di Paroki Santo Pio Langke Majok.

Jhon mengungkapkan bahwa Forum akan mendorong 5 Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten sebagai mitra dari Forum Pastoral Inklusi (FPI) di wilayah Paroki Santu Pio Langke Majok untuk memberi perhatian serius terhadap pemenuhan hak-hak ekonomi dari para penyandang disabilitas sebab jumlah penyandang disabilitas di wilayah Paroki sebanyak 164 orang dan 15 orang di antaranya termasuk ke dalam kategori berat, tidak dapat bergerak sendiri dan sangat bergantung kepada orang tua mereka untuk aktifitas harian, seperti makan, mandi dan mengganti pakaian.

Terhadap kondisi ini, Forum Pastoral Inklusi Paroki Langke Majok dan Yayasan Ayo Indonesia sepakat untuk melakukan pendampingan rutin terhadap 15 keluarga yang anaknya tergolong penyandang disabilitas berat dengan cara orang tua mereka diberi pelatihan cara membuat tempe, melek keuangan, pelatihan pertanian organik untuk mengotimalkan pemanfaatan lahan di sekitar rumah dan beternak babi. Menurut Jhon, ini adalah strategi yang tepat agar disaat anak-anak mereka sudah diberi makan, mandi dan ketika mereka sedang beristirahat, orang tua mereka masih bisa beraktivitas ekonomi.

Kegiatan Pemberdayaan Sosial Ekonomi kepada Para Keluarga dari Penyandang disabilitas dan Penyandang disabilitas sendiri merupakan bentuk kesungguhan Paroki Santu Pio Langke Majok menindaklajuti hasil Sinode III Keusukupan Ruteng Tahun 2015.

Penulis : Rikhardus Roden Urut



Aksi Diakonia : Memberi Perhatian kepada Kaum Difabel

Persekutuan adalah kekuatan untuk membangun Gereja yang adalah Umat Allah Sendiri. Membangun kemandirian umat melalui Aksi Diakonia Pemberdayaan





















Posting Komentar

0 Komentar